Akun Medsos Palsu Sasar Nama Bupati Mojokerto, Minta Tranfer Uang Rp 5 juta

 

 

Indonewsdaily.com, Mojokerto — Nama Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati dicatut untuk meminta sejumlah uang di media sosial. Dalam akun di Facebook itu mengunakan foto profil Bupati menggunakan seragam dinas, dilatarbelakang foto itu terpampang foto bupati beserta wakil bupati Mojokerto.

 

Akun yang mengatasnamakan Bupati Ikfina  itu lantas mengunggah tulisan berisi informasi program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terkait pinjaman dana usaha dengan bunga cicilan 0 persen. Bagi orang awam, sekilas akun yang digunakan menyerupai akun milik bupati.

 

Apalagi dalam setiap unggahan menampilkan program-program pemerintah. Tak hanya itu, akun itu juga mengucapkan selamat Hari Raya Idul dan dilanjutkan dengan sosialisasi pinjaman dana bersyarat untuk usaha.

 

Namun ketika masuk pada fitur obrolan,

untuk melancarkan proses pengurusan administrasi, melalui fitur obrolan, akun tersebut meminta biaya administrasi senilai Rp 5 juta melalui transfer ke rekening bank.

 

Unggahan tersebut telah dibantah dan diklarifikasi oleh Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati melalui akun resminya di Instagram. Dia menyebut akun di Facebook itu bukan miliknya.

 

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Mojokerto, Ardi Sepdianto juga memastikan bahwa akun Facebook yang mengatasnamakan Ikfina Fatmawati itu merupakan akun palsu.

 

Dia menegaskan, bahwa akun Facebook tersebut merupakan akun yang baru dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan mencatut nama dan menggunakan foto Bupati Mojokerto Ikfina Fatmawati.

 

“Itu bukan akun Ibu Bupati Mojokerto, tapi itu akun yang baru dibuat dan mengatasnamakan Ibu Bupati Mojokerto. Namanya juga salah. Nama belakang Ibu Bupati itu Fahmawati bukan Fatmawati,” ungkapnya, Selasa (25/5/2021).

 

Pihaknya meminta kepada masyarakat Kabupaten Mojokerto agar tidak mudah percaya dengan kabar dalam postingan akun Facebook palsu tersebut.

 

Ardi mengimbau masyarakat apabila menerima sebuah informasi melakukan verifikasi informasi pada sumber yang valid, memahami informasi dengan melakukan seleksi dan identifikasi dari informasi yang diterima.

 

“Too good to be true atau Too bad to be true . Masyarakat agar jangan asal menyebarkan berita atau pesan tanpa memastikan kebenarannya terlebih dahulu sehingga korban berita hoax atau penipuan tidak sampai terjadi,” tandasnya.(man)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *