Papua  

Tokoh Pemuda Dogiyai : “TNI dan Polri Mesti Bisa Bersikap Adil”

Indonewsdaily.com, Nabire – Tokoh Pemuda Dogiyai Fredi berbicara cukup lantang didepan forum Focus Group Discussion (FGD) penanganan kamtibmas di Kabupaten Dogiyai yan dilaksanakan di Mapolres Nabire.

Fredi menyayangkan sikap aparat yang tidak bertindak adil menyikapi peredaran minuman keras yang terjadi di Kabupaten Dogiyai. Miras dituduh menjadi biang utama timbulnya kericuhan pekan lalu.

“Selama ini Polisi dan TNI selalu menangkap dan menyalahkan masyarakat pengonsumsi miras, tetapi tidak bisa menangkap bandar / pengedar dan pemasoknya,” kata Fredi, Minggu (25/7/21).

Ia menduga ada keterlibatan aparat dibalik peredaran miras di wilayah Dogiyai. Bahkan bukan tidak mungkin mereka ìkut sebagai pelaku.

“Mengapa aparat tidak bisa tangkap itu bandar dan pemasoknya, apa ada oknum aparat menjadi backing pengusaha (miras), mengapa hanya kami rakyat kecil yang selalu disalahkan, “katanya.

Menanggapi hal itu Dirpamobvit (Direktur Pengamanan Obyek Vital) Polda Papua Nico, menjelaskan bahwa peredaran barang terlarang merupakan masalah politik. Tidak bisa menuduh dan berkata tanpa ada fakta yang nyata.

“Siapa pun bisa berasumsi, asumsi tanpa bukti bisa menjadi fitnah dan akan menjadi bumerang,” tandas Nico.

Seperti diketahui kerusuhan terjadi di Kabupaten Digiyai pada 15 Juli 2021. Menyebabkan 2 prajurit TNI Pasukan Khusus (Paskhas) mengalami luka serius dan harus segera mendapat perawatan. Beberapa rumah, kios dan kendaraan hangus dibakar masyarakat yang terprovokasi.

Sementara itu Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Nabire Toto Harmiko menjelaskan pentingnya peran perundang-undangan (hukum) bagi masyarajat, yakni dengan tujuan terciptanya kedamaian.

“Perundang-undangan (hukum) dibuat untuk menciptakan rasa damai di diri kita masing-masing, bukan untuk pemerintah ataupun aparat. Negara kita memberikan kebebasan pada warganya untuk berkumpul dan bersyarikat serta bebas berekpresi,”kata Toto.

Bebas disini menurutnya, bebas sesuai aturan dengan tidak melanggar hak orang lain. Sesiapa pun pasti akan merasa tersinggung dan marah saat haknya dilanggar.

Sementara itu Dandim 1705/ Nabire Letkol Inf. Anjuanda Pardosi mengajak kepada seluruh warga Kabupaten Dogiyai untuk hidup rukun dan damai tanpa membedakan warna kulit.

“Saya tidak pernah minta untuk dilahirkan berambut lurus dan berkulit sawo matang. Menjadi Batak ataupun Papua, disini kita cari kedamaian kesamaan satu warga negara dibawah Panji Merah Putih,” kata Dandim.

Lanjut dikatakan Pardosi, Indonesia negara yang subur dan indah terlebih Papua, khususnya Dogiyai dengan zona wilayah bagai kuali dunia diapit pegunungan.

“Papua dianugerahi alam yang indah dengan sumber alam melimpah, siapa pun akan iri dengan keindahan alamnya. Namun sayang andai kedamaian di tanah ini khususnya di Dogiyai tidak bisa tercipta siapa yang mau datang membangun Dogiyai, bandingkan dengan kabupaten-kabupaten lainnya di wilayah Meepago kemajuan sudah mulai nampak, kalau masyarakat Dogiyai ribut terus tidak bisa aman kapan bisa maju, “pungkasnya. (Kur).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *