Papua  

Atasi Kerusuhan di Dogiyai Libatkan Kepala Suku Hingga Tokoh Agama

Indonewsdaily.com, Nabire – Pasca kerusuhan di Kabupaten Dogiyai Papua, sejumlah masyarakat mengungsi di beberapa tempat pos keamanan seperti di Polsek Dogiyai. Seperti diketahui kerusuhan di Dogiyai terjadi saat sekelompok warga meminum Miras di run way Bandara Dogiyai.

Petugas keamanan yakni dar Pasukan Khas TNI AU datang menegur setelah mendapat laporan dari pihak bandara. Tidak terima ditegur anggota pengamanan dari Paskhas TNI AU, sekelompok warga yang mabuk – mabukan berjumlah sekitar 5 orang menyerang petugas dengan batu dan parang. Bahkan memprovokasi warga yang lain sehingga warga yang terprovokasi pun merusak dan membakar sejumlah kios dan rumah.

Seorang warga tewas terpanggang saat kiosnya dibakar massa. Pasca kerusuhan yang menewaskan seorang warga dan mengakibatkan 2 TNI AU mengalami luka serius. Bupati Dogiyai Yakobus Dumupa terus melakukan sejumlah langkah guna mengantisipasi dan meredam adanya kerusuhan yang lebih besar.

Diantara langkah yang diambil Dumupa adalah mendatangi Mapolres Nabire guna mendengar saran dan langkah yang mesti diambil guna mencari solusi untuk meredam kemungkinan timbul kerusuhan susulan.

Kapolres Nabire AKBP Kariawan Barus, SH mengatakan solusi mengatasi pasca rusuh di Dogiyai yang dipicu minuman keras, Pemkab Dogiyai harus bisa bermusyawarah dengan para tokoh masyarakat, kepala suku dan tokoh agama.

“Kerusuhan di Dogiyai dipicu minuman keras, mereka tidak terima dan tersinggung saat ditegur petugas. Saya berharap kepada bapak bupati untuk bisa duduk bersama masyarakat, ketua adat, kepala suku hingga tokoh agama melakukan diskusi agar tidak terjadi konflik di kemudian hari dan masalah segera selesai,” kata Barus, Rabu (21/7/21).

Lanjut dikatakannya, pihak kepolisian tidak akan mencari mana yang benar dan yang salah semua sudah terlanjur. Yang terpenting sekarang bagaimana caranya agar permasalahan cepat terselesaikan dengan baik.

“Semua sudah terjadi, kami tidak mencari pihak mana yang salah dan pihak mana yang benar, yang terpenting pemerintah harus mencari solusi untuk segera menyelesaikan masalah. Salah satunya dengan duduk bersama dengan para tokoh adat, kepala suku, dan tokoh agama serta memberi pengertian kepada masyarakat untuk tidak berbuat anarkis yang bertentangan dengan hukum,” tuturnya.

Ia pun meminta Pemkab Dogiyai untuk mendata semua korban sehingga diketahui jumlah kerugian materiil maupun korban jiwa.

Sementara itu Dandim 1705 Nabire Letkol Inf. Anjuanda Pardosi, SE yang ikut hadir dalam pertemuan, menyatakan bahwa pihaknya akan memproses secara hukum jika ada anggota TNI yang terlibat.

“Jika ada anggota TNI yang ikut terlibat dalam kerusuhan di Dogiyai (15/7) kami akan memproses secara hukum yang berlaku, kami di sini bersama polri (polres) akan terus menjaga stabilitas keamanan di wilayah Kodim 1705 yang menjadi kewenangan kami,” tandas Pardosi.

Menanggapi pernyataan dan saran kedua pucuk pimpinan di polres dan kodim. Dumupa berharap kepada Kapolres dan Dandim Nabire untuk menjadi fasilitator pertemuan dengan tokoh masyarakat, kepala suku dan tokoh agama.

“Kami menerima apa yang dikatakan bapak Kapolres dan bapak Dandim untuk mengadakan pertemuan guna mencari penyelesaian terbaik, kami harap polri bisa menjadi fasilitator,” tukas Dumupa.

Endingnya, Pemkab Dogiyai dibantu pihak TNI/Polri rencananya akan menggelar pertemuan lebih besar pada Sabtu mendatang. (Kur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *