DLH Kota Malang Targetkan Di Tahun 2025 Kampung Proklim 100 Persen

DLH Kota Malang Targetkan Di Tahun 2025 Kampung Proklim 100 Persen FOTO: kegiatan DLH kota Malang terkait Proklim, lokasi Hotel Atria Malang

 

indonewsdaily.com, Malang- Program Kampung Iklim (proklim) adalah program berlingkup Nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi GRK.

Hal tersebut memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang melalui Bidang Tata Lingkungan Hidup melakukan pendampingan kelembagaan masyarakat kepada 60 peserta yang terdiri dari 16 RW dan 5 Kecamatan, dilakukan di Hotel Atria Kota Malang. Rabu (21/8/2024).

Di Kota Malang ada 4 kampung Proklim utama, Empat lokasi tersebut berada di RW 07 Kelurahan Bandungrejosari, RW 07 Kelurahan Karangbesuki, RW 02 Kelurahan Kebonsari dan RW 03 Kelurahan Gadingkasri

Noer Rahman Wijaya Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk pendampingan dan mendorong implementasi Proklim.

” Ini adalah sebagai pendampingan kelembagaan masyarakat dalam rangka mendorong implementasi Proklim merupakan kegiatan reguler yang menjadi penitikberatan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan) terkait dengan Proklim yang ada di daerah,” ucapnya.

Lebih lanjut Rahman menambahkan bahwa target Proklim dan data kampung proklim di kota Malang.

“Salah satu arah kebijakan dari Menteri Lingkungan Hidup adalah Proklim harus mencapai target 20.000 lokasi seluruh Indonesia di tahun 2024 ini. Kota Malang sudah memiliki 24 Kampung Proklim dengan capaian empat lokasi Kampung Proklim Utama,”ungkapnya.

Melalui kegiatan pendampingan tersebut, Rahman berharap dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat khususnya di Kota Malang agar terus peduli di dalam program-program Proklim.

“Semoga bisa terealisasi target kami di tahun 2025, Lokasi Kampung Proklim bisa mencapai 100 persen. Namun, adanya kendala karena program ini tidak berbasis dengan anggaran. Artinya murni terkait dengan kepedulian masyarakat,”ungkapnya.

Rahman berharap terhadap masyarakat untuk mengemas program lingkungan agar bisa tercapai target di tahun 2025.

“Hal ini tentunya menjadi tugas berat. Untuk itu kami terus memicu agar masyarakat Kota Malang lebih sadar untuk mengemas program-program lingkungan di daerahnya masing-masing,” jelasnya.

Sedangkan Tri Santoso selaku Kepala Bidang Tata Lingkungan Hidup menyampaikan bahwa Pendampingan Kelembagaan Masyarakat dalam rangka mendorong implementasi Proklim dengan melakukan pembinaan terkait kelembagaan agar mampu mendorong keberlanjutan Proklim dengan bentuk kegiatan berupa sosialisasi kepada masyarakat.

“Di samping itu, tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap peran kelembagaan dalam Proklim,” terangnya

Kemudian, mendorong peran serta masyarakat agar dapat berkontribusi dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. “Di samping itu sebagai media untuk menyebarluaskan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah berhasil dilaksanakan pada lokasi tertentu untuk dapat diterapkan di daerah lain sesuai kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat. Juga sebagai sarana memberikan pengakuan terhadap aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak yang telah dilakukan kelompok masyarakat melalui keikutsertaan dalam Proklim 2024,” bebernya.

Dikatakannya, perubahan iklim merupakan sebuah realita yang telah dirasakan secara luas di berbagai belahan dunia. Maka, diperlukan aksi nyata dalam meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim dengan melakukan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

“Adaptasi perubahan iklim adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan iklim. Seperti keragaman iklim dan kejadian ekstrim sehingga potensi akibat kerusakan akibat perubahan iklim dapat berkurang, peluang yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dapat dimanfaatkan dan konsekuensi yang timbul akibat perubahan iklim dapat diatasi,” jelasnya.

Untuk mendukung implementasi Proklim. Hadir dua narasumber yang berkompeten yaitu Soejono yang memberikan materi Peningkatan Kelembagaan dalam Program Kampung Iklim dan Piet Kamarur Akhir yang memberikan materi Manfaat Eco Enzyme bagi Tanaman dan Kesehatan Masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, diberikan bantuan berupa peralatan Eco Enzyme dan uang pembinaan kepada empat RW yang memiliki 4 Lokasi Proklim Utama. (win)

Exit mobile version