Antusias Masyarakat Tinggi, Pemerintah Terus Perbaiki Program Kartu Prakerja

ilustrasi Kartu Prakerja.

Indonewsdaily.com, Jakarta – Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Purbasari mengatakan bahwa pemerintah terus memperbaiki Program Kartu Prakerja. “Sejak awal kami bertekad menjadikan ini sebagai sebuah produk dan bukan sekedar program yang menyerap APBD. Layaknya sebuah korporasi, kami berjuang agar produk ini jangan sampai jadi produk gagal. Untuk itu, kami terus mendengarkan suara konsumen,” jelasnya, Minggu (12/9).

Denni melanjutkan, perbaikan dilakukan dengan mendengarkan suara konsumen secara terus menerus, baik melalui komentar di media sosial maupun contact center Prakerja.

“Pelaksana program Prakerja, berusaha menyelesaikan secepat mungkin setiap persoalan yang muncul dalam penyelenggaraan program. Misalnya saja apabila ada masalah teknis dalam penyelenggaraan layanan contact center maka tim operasi dan teknologi akan berusaha secepat mungkin menyelesaikan persoalan tersebut,” tambahnya.

Menurut Denni, Tim Operasi dan Teknologi bisa diibaratkan seperti ‘DNA’-nya start up. Mereka biasanya langsung merespons dan dipastikan tidak akan tidur sebelum persoalan selesai.

“Program Kartu Prakerja ini bisa disebut sebagai program rintisan pemerintah yang harapannya akan mengubah wajah pelayanan publik, khususnya di bidang pelatihan vokasi,” tegasnya.

Program Kartu Prakerja tersebut menurutnya, memiliki kultur seperti perusahaan rintisan yang didominasi oleh anak-anak muda cemerlang dan berdedikasi tinggi.

“Kartu Prakerja ini berbeda. Saya yakinkan bahwa program ini make a difference atau akan membuat perbedaan. Dengan kekuatan teknologi digital, skala dan kecepatan yang dihasilkan sangat tinggi, karena hanya 17 bulan berjalan bisa menjangkau hampir 10 juta penerima dari 514 kabupaten/kota. Bahkan di Papua, khusus tahun ini saja penerimanya sudah mencapai 63 ribu orang,” beberanya.

Ia mengatakan bahwa Program Kartu Prakerja mencakup orang-orang di pedesaan, bekar pekerja migran, penyandang disabilitas, serta warga daerah tertinggal. Oleh karena itu, program ini juga berhasil menjadi program inklusif yang mampu mengukur perkembangan proses pembelajaran para penerimanya.

“Mengutip hasil terbaru lembaga riset global Ipsos yang menunjukkan bahwa Kartu Prakerja merupakan program bantuan yang menjangkau paling banyak warga dan dianggap paling bermanfaat. Selain itu, hasil survei Badan Pusat Statistik juga menunjukkan bahwa 91 persen peserta menyatakan keterampilan kerja mereka meningkat berkat program tersebut. Hasil survei itu selaras dengan hasil evaluasi pelaksana program prakerja,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *