AREK TUGU ’88: BROTHER IN ARMS

Pemanasan Peserta Tugu Live 2 di Koopen Ijen.

Indonewsdaily.com, Kota Malang – Merinding, saat mendengar kawan-kawan membawakan bait pertama lagu Brother in Arms dalam sesi latihan di tempat tinggal Yudi yang sekaligus menjadi studio dadakan Arek Tugu ’88, Kamis (31/01/2021).

Bulu-bulu tangan tiba-tiba serentak berdiri mengacung seolah “disemberani” oleh magnet yang kuat, seakan ada sesuatu yang lama terpendam dan tersesak dalam dada yang dengan segera ingin dimuntahkan atau disuarakan. Dan sebaliknya, ada sesuatu yang seakan mengalir sejuk mengisi ruang-ruang hampa dan kering dalam dada. Lagu yang mampu mengaduk-aduk sisi emosional serta romantikanya.

Penulis yang penguasaan Bahasa Inggrisnya amat terbatas ini seakan merasa mampu menyelami makna dalam lirik lagu ini, yang menegaskan bahwa musik sebagai bahasa universal memang benar. Mungkin juga perasaan yang subyektif ini terlalu berlebihan dan tentu saja bisa salah. Meski demikian, mendengar lagu ini dinyanyikan oleh Nawak-nawak Tugu, penulis seolah terhanyut dan tenggelam dalam pusaran kebatinan yang dalam.

Nampaknya, penulis yang hampir tak pernah berusaha menghafal lirik-lirik lagu selain Indonesia Raya, harus sesegera mungkin mencoba merekam lirik lagu ini dalam ingatan. Setidaknya, penulis akan turut bernyanyi meski dengan “nggremeng-nggremeng dewe” di salah satu sudut tempat gelaran Tugu Live 2 sambil menerawang masa lalu, merangkul kenangan serta harapan tak terucap dengan keintimannya.

Meski kerap menonton pertunjukan musik, terutama di Kota Malang, namun penulis tak sekalipun pernah melihat lagu ini dipertunjukkan dalam sebuah konser musik. Setahu penulis ketika mengikuti perkembangan persiapan pertunjukan Tugu Live 2, lagu ini sebelumnya tidak masuk daftar lagu yang akan dibawakan. Brother in Arms merupakan salah satu pilihan lagu yang menarik dan relevan dengan tema Playing For Togetherness.

“Lagu tentang peperangan dan saudara seperjuangan,” jawaban pendek dari Peyek saat aku tanya siang ini. Saat kawan-kawan Tugu latihan lagu ini di Studio Yudi, aku sempat mendengar celetukan – yang karena kondisiku saat itu tidak mampu mengingat siapa yang mengucapkannya, “Lagu ini menceritakan tentang seorang yang tak pernah meninggalkan saudara seperjuangan dalam lembah peperangan.”

Sekedar pengingat, Brothers In Arms merupakan lagu dari grup musik asal Britania Raya, Dire Straits. Lagu berdurasi 7 menit 4 detik ini merupakan lagu kesembilan dalam album bertajuk “Brothers In Arms (Remastered)” yang dirilis pada 13 Mei 1985. Begini lirik lagu Brother in Arms:

These mist covered mountains
Are a home now for me
But my home is the lowlands
And always will be
Someday you’ll return to
Your valleys and your farms
And you’ll no longer burn to be
Brothers in arms

Through these fields of destruction
Baptisms of fire
I’ve witnessed your suffering
As the battle raged high
And though they did hurt me so bad
In the fear and alarm
You did not desert me
My brothers in arms

There’s so many different worlds
So many different suns
And we have just one world
But we live in different ones

Now the sun’s gone to hell and
The moon’s riding high
Let me bid you farewell
Every man has to die
But it’s written in the starlight
And every line in your palm
We’re fools to make war
On our brothers in arms

 

Salam baik dan sehat selalu,
Yono Ndoyit, 03 Februari 2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *