Opini  

Bahasa Indonesia Terancam, Bagaimana Kita Menyikapinya?

Eka Nofitasari | Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Penulis: Eka Nofitasari | Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Indonewsdaily.com – Pengembangan bahasa Indonesia saat ini juga bertumpu pada generasi milenial. Namun, realita yang terjadi mereka – generasi milenial lebih bangga menggunakan bahasa asing, karena dengan menggunakan bahasa asing, mereka menganggap akan nampak keren dan gaul. Efek domino dari realitas tersebut akan berdampak pada penggunaan bahasa Indonesia, yang berpeluang akan terpinggirkan kedepannya.

Apalagi generasi milenial dengan gen Z memiliki kesamaan yaitu sama-sama hidup dan dekat dengan dunia digital untuk mengakses informasi dan mencari eksistensi. Oleh karena itu, generasi milenial dan gen Z perlu menguatkan pemahamannya terhadap bahasa Indonesia agar tidak tergerus oleh bahasa asing sebagai wujud dari peran mereka dalam menjaga eksistensi bahasa Indonesia.

Di zaman yang semakin maju ini banyak ditemukan, dimana para orang tua memilih memasukkan anaknya ke sekolah internasional, supaya anak tersebut menguasai bahasa Inggris. Jika penggunaan bahasa asing generasi milenial saat ini, tidak dikurangi dan diawasi, bahasa Indonesia akan hilang dan juga memberikan pengaruh bagi kebudayaan yang ada di Indonesia.

Jika generasi milenial sekarang lebih banyak menggunakan bahasa asing hal itu dapat menggerus kebudayaan Indonesia secara perlahan. Bagaimana nasib penggunaan bahasa Indonesia jika generasi milenial saat ini tidak bisa menyeimbangkan antara penggunaan bahasa asing dan bahasa Indonesia.

Sebagai generasi milenial harus bisa menyeimbangkan dalam menggunakan bahasa Indonesia dan juga bahasa asing, menggunakan bahasa asing tentunya juga menjadi keistimewaan tersendiri, akan tetapi juga harus bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Generasi sekarang merupakan agen perubahan dan juga sebagai sarana dalam Internasionalisasi bahasa. Wujud internasionalisasi bahasa akan terwujud dengan dukungan baik dari masyarakat dan juga generasi Milenial saat ini.

Permasalahan dalam penggunaan bahasa asing ini adalah, adanya generasi yang sering menggabungkan antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing, banyak di jumpai kasus dimana saat mereka berbicara tetapi juga memasukkan bahasa asing kedalamnya, dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa generasi yang kurang memperhatikan penggunaan bahasa yang seharusnya sesuai dengan kaidah kebahasaan yang benar.

Dari beberapa sumber mereka beranggapan bahwa ketika menggabungkan antara bahasa asing dengan bahasa Indonesia dikarenakan karena kurangnya pengetahuan tentang kosakata yang berhubungan dengan bahasa Indonesia, bahkan ada juga yang mengatakan bahwa saat mereka menggabungkan bahasa tersebut dikarenakan unsur ketidaksengajaan menggabungkan antara kalimat bahasa  Indonesia dengan berbagai kosakata dalam bahasa asing.

Bahasa yang dimaksud dalam bahasa asing ini, adalah kosakata bahasa Inggris. Anggapan dari generasi milenial yang menggunakan kata bahasa yang di gabungkan dapat memberi kesan kepada yang diajak berbicara, akan dianggap lebih cerdas karena dapat menguasai bahasa asing dengan baik.

Penggunaan kosakata dalam bahasa asing dianggap lebih modern, penggunaan bahasa Inggris tidak hanya ditemukan dalam sebuah percakapan yang dilakukan secara informal maupun dalam situasi formal. Penggunaan bahasa asing tersebut juga sering dijumpai dalam dunia pendidikan, dan ilmu pengetahuan teknologi komunikasi yang sudah berkembang saat ini.

Bahasa asing yang ditambahkan dalam bahasa Indonesia ini, memberikan sebuah perubahan yang ada dalam kehidupan, yaitu membuat budaya yang semakin buruk bagi para remaja, karena generasi tersebut sering menggunakan penambahan kosakata asing dalam bahasa Indonesia. Beberapa bentuk penambahan kosakata bahasa asing kedalam bahasa Indonesia yaitu:

“Pukul berapa meeting yang akan dilaksanakan hari ini?” penambahan kosakata bahasa asing dalam kalimat tersebut adalah kata “meeting”, penggunaan kata bahasa asing tersebut seharusnya dirubah, digantikan dengan kata “rapat” agar penggunaan bahasa asing tersebut tidak terlalu sering digunakan, dan penggunaan bahasa Indonesia akan tetap menjadi bahasa yang resmi digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh lain penambahan kosakata yang sering digunakan oleh generasi milenial saat ini yaitu “Aku ingin ikut kalian pergi ke cafe, aku sangat boring sekali jika terus berada di kos”, dari kalimat tersebut penambahan kosakata bahasa asing yang digunakan adalah kata “boring”, kosakata yang seharusnya dipakai adalah kata “bosan”, kosakata tersebut nantinya akan sesuai dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Bagaimana dengan nasib bahasa Indonesia jika generasi saat ini terlalu sering menggunakan kosakata asing dalam kehidupan sehari-hari. Adanya permasalahan dalam topik ini, disebabkan karena adanya generasi yang belum menyadari akan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pengetahuan generasi yang masih minim dan banyak anggapan yang berpendapat bahwa penggunaan bahasa asing lebih digemari supaya mahir dalam berbahasa asing, khususnya dalam bahasa Inggris. Jika permasalahan tersebut tidak ditangani dengan baik, bahasa Indonesia akan terpinggirkan, tergerus dengan banyaknya generasi milenial yang menggunakan bahasa asing dimana diberikan ajaran kepada generasi agar mampu menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dan tidak mencampurkan bahasa asing dengan bahasa Indonesia.

Generasi milenial yang bangga dalam penggunaan bahasa Indonesia, akan sangat berpengaruh dalam kehidupan, menjadi generasi yang paham dan menguasai bahasa resmi, bahasa yang digunakan di Indonesia. Mendukung pembinaan dan pengembangan bahasa dan ikut dalam menjaga keutuhan dari bahasa Indonesia itu sendiri, karena sebagai generasi yang menjadi penerus itu juga harus mampu membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Tidak hanya merasa bangga dengan kelebihan menguasai bahasa asing, tetapi juga bangga menggunakan bahasa Indonesia, bahasa persatuan yang ada di negara ini, memiliki kelebihan dalam berbahasa asing tentunya juga sangat mendukung dalam kemajuan berbahasa asing, tetapi juga harus diimbangi dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Maraknya penambahan kosakata bahasa asing dengan bahasa Indonesia, dapat membuat bahasa Indonesia akan tergeserkan dengan pengaruh bahasa asing yang masuk dalam penggunaan bahasa Indonesia generasi saat ini.

Adanya permasalahan, tentunya terdapat solusi yang dipakai agar sebagai Generasi Milenial yang keren itu, adalah generasi yang menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, solusi dari permasalahan yang sudah dijelaskan diatas, dapat dilakukan dengan  beberapa cara yaitu, mendalami penggunaan bahasa Indonesia yang baku, dengan bahasa yang baku maka bahasa tersebut akan lebih mudah dipahami.

Tetap mempelajari bahasa asing, namun juga tetap mempertahankan bahasa Indonesia, menjaga keutuhan dari bahasa Indonesia. Sebagai generasi milenial yang digunakan sebagai tonggak dalam mewujudkan internasionalisasi bahasa, perlu membiasakan diri tidak menggunakan istilah asing dalam kehidupan sehari-hari, tidak mencampuradukkan antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing.

Dalam menyikapi permasalahan diatas, upaya internasionalisasi bahasa tidak akan terwujud jika tidak ada dukungan dari orang tua, dan beberapa komponen lainnya. Sebagai orang tua tentunya menginginkan anaknya mampu menguasai bahasa asing, akan tetapi juga harus bisa mengajarkan pada anak agar tetap mengutamakan bahasa Indonesia. Cara yang dapat dilakukan oleh orang tua yaitu dengan mengajarkan kepada anak saat melakukan percakapan dalam sehari-hari dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Sebagai warga negara Indonesia kita tidak boleh anti dengan bahasa asing atau penggunaan bahasa asing. Karena, bahasa asing dan penggunaannya tidak mungkin bisa kita hindari dan tidak bisa juga kita cegah. Budaya asing atau bahasa asing tentu akan bersentuhan dengan kita.

Hal yang perlu dilakukan adalah melestarikan bahasa Indonesia dengan tetap menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan tetap berupaya melakukan penyaringan terhadap bahasa asing, tidak menelan mentah-mentah bahasa asing yang masuk ke dalam budaya di Indonesia. Mengurangi penggunaan bahasa gaul atau prokem supaya tidak merusak tatanan penggunaan bahasa Indonesia.

Jika masyarakat Indonesia tidak melaksanakan sikap berbahasa yang baik, hal itu akan memunculkan sikap negatif terhadap bahasa itu sendiri. Sikap negatif dari masyarakat dan juga generasi milenial saat ini terjadi jika mereka tidak memiliki rasa bangga terhadap bahasanya sendiri. Untuk itu perlu kesadaran dari seluruh masyarakat untuk tetap bangga dan mempertahankan bahasa Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *