Butuh Akses Pintas untuk Percepatan Sektor Pariwisata

Indonewsdaily.com, Malang – Menjadi sebuah keniscayaan bagi Wilayah Malang Raya meliputi Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu untuk saling bersinergi dalam membangun sektor pariwisata di daerahnya.

Berbagai persoalan harusnya bisa dihadapi dan ditangani secara serius hingga ke akarnya. Strategi pengembangan pariwisata tidak bisa lepas dari akses yang mudah, cepat, nyaman, antimacet, dan terjangkau bagi wisatawan.

Pegiat pariwisata R. Djoni Sujatmoko menerangkan kepada awak media Jumat (10/6/2022) bahwa pemerintah mulai dari tingkat daerah, provinsi hingga pusat seyogyanya mengambil jalan pintas (shortcut) ihwal percepatan pengembangan pariwisata.

“Kita butuh strategi dan solusi jangka pendek, menengah dan panjang. Kehadiran sejumlah exit tol di Malang adalah angin segar. Namun, masing-masing tol ini harus bisa lebih dihidupkan,” katanya.

Owner NK Group ini menambahkan, di era yang serba cepat ini, tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat terutama wisatawan lebih memilih destinasi wisata yang antimacet, nyaman, bersih, estetis, dan akses yang mudah

“Bukan wisata yang asal-asalan. Malang harus ada tempat cozy yang nyaman bagi orang untuk datang,” tukasnya.

Pria yang mengelola NK Cafe di Jl. Raya Kasin, Kasin, Ampeldento, Karangploso, Kabupaten Malang ini ingin menambah deretan opsi destinasi wisata bagi wisatawan yang datang ke Malang.
Tidak sekadar cafe biasa pada umumnya, NK Cafe cukup representatif dikunjungi wisatawan. Sebab, tempat ini menyuguhkan berbagai macam ‘hidangan’. Mulai dari kuliner, water park, jogging track, live music, spot olahraga, dan lainnya.

Lokasinya yang berada di tengah-tengah antara Kota Malang dan Kota Batu ini membutuhkan pengunjung tergoda agar singgah dan menikmati suguhan di NK Cafe.

“Kami berusaha membelokkan orang yang keluar Tol Singosari bisa menghindari macet agar bisa belok ke kiri dulu. Nyantai dulu di sini,” ujarnya.

Di kawasan NK Cafe juga tersedia setidaknya enam unit home stay dengan standard pelayanan hotel berbintang.

Pihaknya berterima kasih kepada Pemkab Malang yang mendukung gerakan positif ini. Campur tangan pemerintah dalam kelengkapan kolaborasi ini diperlukan, terutama Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang telah menjanjikan kepada masyarakat untuk pengembangan wisata di kawasan Karangploso.

“Desa Ngijo sudah mengajukan proposal dan dijanjikan untuk dipindahkan (tempat sampah) dan sampai sekarang masih belum diturunkan anggaran. Dan ini sudah dua tahun. Harusnya Pemprov sadar di sini ada tempat baru yang berkembang. Tolong Pemprov lihat kesini, katanya mau membantu,” jelasnya.

Untuk menuju desa wisata yang terconecting, kata Djoni, kendalanya tinggal satu yakni keberadaan sampah. Ke depannya, di areal sampah milik Ngijo akan dikelola masyarakat Ngijo untuk wisata.

“Kami sudah hibahkan lahan 3.600 meter untuk akses jalan,” tegasnya.

Pihaknya bekerjasama dengan Pemerintah Desa Ngijo dan Ampeldento. Mereka sadar dengan berkembangnya wisata di wilayahnya akan mengangkat penyerapan tenaga kerja, bahkan setoran pajak kepada negara.

“Jika total 12 hektare ini terconecting, bisa menyerap tenaga kerja hingga 1.000 orang,” terangnya.
(*/win)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *