Dibalik Cerita Wanita di Malang yang Mengadopsi 67 Anak Terlantar

Nur Miftahul Jannah (39) bersama anak-anak yang ditampungnya di Yayasan KNDJH, Senin (31/1/2022).

Indonewsdaily.com, Kota Malang – Pengalaman pahit hidup membuat Nur Miftahul Jannah (39) empatinya muncul.Wanita yang menempati rumah di Jalan Muharto Gang 5 RT. 03 RW. 10 Kelurahan Kotalama Kecamatan Kedungkandang , Dia tidak ingin anak-anak terlantar sejak dini tidak mendapat kasih sayang dari orang tuanya.

Miftah sejak kecil menjadi korban perceraian. Dia tidak lagi tinggal bersama kedua orang tuanya. Dia pun mengaku kurang kasih sayang dan sedih.

Dari pengalaman itu ketika sudah dewasa dia mendirikan tempat untuk menampung anak terlantar agar nasib anak-anak itu tidak seperti dirinya. Namanya adalah Yayasan Peduli Kasih Kisah Nyata dan Jeritan Hati (KNDJH) Kelurahan Kota Lama Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.

“Awal mula itu dari masalah hidup saya sendiri. Saya dulu kecilnya kurang kasih sayang dan korban perceraian orang tua. Saat saya sedih dan saya bingung harus lari kemana. Saya akhirnya berniatan ingin menampung anak-anak yang kurang kasih sayang,” kata dia.

Tahun 2013 adalah tahun lahirnya yayasan itu. Terlihat pada tahun 2022 ini puluhan anak kecil mulai dari anak berumur 0 tahun hingga belasan tahun berada di sana.

Awak media dari Indonewsdaily.com mencoba melihat ke ruangan khusus anak berumur di bawah tiga tahun. Ramai dan riang, bayi-bayi itu seperti melihat orang tuanya dan meminta digendong.

Miftah menjelaskan, anak-anak yang ditampungnya rata-rata adalah anak-anak yang tidak diinginkan orang tuanya. Ada yang hasil hubungan gelap antara pasangan, hingga bayi yang sakit parah.

“Salah satu contohnya itu yang di Bali kondisinya anaknya sakit parah. Kasian itu kondisi gak diharapkan orang tuanya dan orang tua mengancam gak mau karena kondisi anaknya memang sakit begitu. Akhirnya kami rawat di sini,” ujar dia.

Dalam menampung anak-anak terlantar tersebut, Miftah bersama tim pun rela untuk menjemput bola. Dia akan pergi ke tempat bayi terbuang langsung dan menampung bayi bernasib malang.

“Kami seluruh Indonesia. Kami kan ada tim lapangan. Kalau ada informasi dari Bali, Kalimantan Solo Jogja kami yang ambil ke sana langsung,” ujar dia.

Untuk bayi-bayi yang ditampung di yayasan itu, Miftah memastikan bahwa kasih sayang tidak akan hilang. Sebagai bentuk tanggung jawab, Miftah pun memasukkan nama-nama bayi tersebut dalam kartu keluarganya.

“Ada 36 anak yang saya masukkan. KK saya sampai ada empat lembar. Saya berharap agar tak memiliki kesedihan mereka. Kalau mereka ada apa-apa tahu larinya ke siapa. Pasti cari saya. Itu saja yang saya butuhkan. Saya gak mau mereka kesepian,” tutur dia.

Miftah yang akrab disapa ‘mama’ oleh anak-anak yang ditampung pun rela memasukkan beberapa anak-anak terlantar itu ke dalam kartu kerluarganya karena hingga kini dia mengaku belum dikaruniai anak kandung. Selain itu juga, anak-anak itu tidak mempunyai identitas karena tidak diketahui orang tuanya siapa.

Sementara sisanya masih mempunyai identitas sendiri dari orang tuanya dulu karena di yayasan itu juga menampung anak yatim ataupun piatu.

Dia pun kadang bersedih saat mengetahui ada orang tua di luar sana yang dengan gampangnya melepas apa yang disebutnya sebagai karunia tuhan itu.

“Saya sendiri juga belum dikarunia anak. Saya selalu berdoa mana sih yang Allah jabahi. Saya dikarunia anak sendiri atau saya dipercaua meraway anak-anak yang membutuhkan seperti ini. Kalau melajukan hal seperti itu silahkan berfikir ulang. Penyesalan ada suatu saat enyah itu kapan ya,” ujar dia.

Semua anak-anak yang sudah ditampung di yayasan itu pun tidak bisa lagi diambil orang tua kandungnya lagi. Karena Miftah sudah menganggap orang tua tersebut sudah lepas tanggung jawab dan tidak berhak untuk mengambil anaknya lagi.

Terlebih saat ini yayasan yang dibinanya tersebut belum punya untuk adopsi anak.

“Selama ini ya komitmen kami kalau sudah gak mau menerima anaknya jangan mencari lagi. Saya gak ingin memberi kesempayan mereka seenaknya sendiri. Sudah membuang terus mau menemui gak seperti itu. Kalau ada kesulitan apa ayo kami bantu tapi kalau malu hamil di luar nikah ya itu kalian lepas tanggung jawab,” paparnya.

Untuk memenuhi kebutuhan makan dan sehari-hari total 67 anak itu, Mifta mengaku ada dermawan yang membantu. Dia pun merasa cukup atas bantuan para dermawan itu untuk memenuhi kebutuhan anak-anak.

“Kebutuhan kalau saya merasa kurang Gusti Allah nanti marah. Alhamdulilah selama ini tercukupi semua. Allah masih memberi batas aman untuk bisa terus membantu anak-anak ini. Kalau saya ada kesusahan pastilah Allah mengirimkan orang untuk membantu,” tutur dia.

Untuk biaya sekolah anak-anak yang ditampung di yayasan KNDJH itu, Miftah tidak meminta keringanan.

“Sekolah ya biaya kita bayar. Kalau minta bantuan ya gak mungkin juga sama-sama butuh ya. Ya kami bayar,” ujar dia.

Untuk merawat puluhan anak-anak tersebut pun Miftah dibantu 14 orang.

“Dan saya utamakan warga sekitar sini dulu. Terutama yang gak mampu ya untuk membantu,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *