Gemini Club Terus Kenalkan Ganjar Pranowo pada Generasi Z dan Milenial

Ganjar Pranowo bersama masyarakat saat menunjukkan kaos Gemini Club pada Minggu, (28/05/2023).

Indonewsdaily.com, Tangerang – Sebagai komunitas yang terus memperjuangkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden rakyat, Gemini Club terus mengenalkan Ganjar Pranowo pasa generasi Z dan milenial.

Hal itu, disampaikan Jan Price Permata yang merupakan perwakilan Gemini Club Minggu, 28 Mei 2023.

“Gemini Club akan bahu membahu mengenalkan mas Ganjar kepada generasi Z dan milenial dengan mengenal sosok mas Ganjar, kami yakini generasi Z yang merupakan pemilih pemula di Pilpres 2024 akan menjatuhkan pilihannya kepada Ganjar Pranowo,” kata Jan Prince Permata yang juga alumni GMNI itu.

Karakter Ganjar Pranowo, ia nilai tak hanya diterima di kalangan usia 40 ke atas, namun juga generasi Z dan milenial.

Beberapa hal itu, diikuti dadi gaya Ganjar Pranowo yang tak canggung dengan milenial termasuk media sosial.

Ganjar Pranowo sendiri, hari ini menegaskan komitmennya terhadap generasi Z dan milenial saat bertemu tokoh lintas agama, alumni GMNI juga seniman dan milenial Banten di Gor Gondrong Tangerang.

Dalam acara itu, hadir semua tokoh lintas agama di Banten, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghuchucu, Gemini Club beserta alumni GMNI dan juga seniman.

“Saya senang ketika di Banten selalu bertemu dengan tokoh-tokoh lintas agama dan tokoh budaya. Saya titip, mari kita semua menghormati seluruh agama yang ada di sini. Mari kita tunjukkan kita bisa hidup rukun, beribadah dengan nyaman dan bermasyarakat dengan baik,” kata Ganjar.

Perbedaan baik suku, agama, ras dan golongan, lanjut Ganjar, ialah sunnatullah. Sejak lahir, semua orang ditakdirkan berbeda-beda. Tapi apapun perbedaannya, mereka adalah warga negara Indonesia.

“Itu yang mesti kita rawat. Kalau di antara kita bicara sedikit-sedikit rasis, agama, golongan, maka negara ini akan pecah. Siapa yang bertanggungjawab, ya kita semua,” tegasnya.

Banten menurut Ganjar, adalah daerah yang memiliki sejarah luar biasa soal toleransi. Sejak masa Kesultanan Banten, toleransi beragama sudah tumbuh subur di Tanah Jawara ini.

“Karena di dekat Kesultanan Banten, ada tempat ibadah Konghuchu. Dan sejarahnya, menara masjid itu didesign oleh orang China. Jadi, sejak dulu kita sudah diajarkan tentang pentingnya toleransi,” bebernya.

Salah satu tokoh agama Banten, Romo Ruby Santamoko mengatakan, masyarakat Banten memang mengharapkan adanya kondusifitas. Warga ingin hidup dengan berdampingan dan saling menghormati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *