indonewsdaily.com, Malang – Bukan sekadar latihan tempur, Lanud TNI Angkatan Udara Abd Saleh membuka ruang transparansi lewat Foto Militer Competition 2025, Sabtu (13/12/2025). Puluhan fotografer diberi akses terbatas untuk merekam denyut operasi militer TNI AU secara langsung—tanpa dramatisasi, tanpa jarak.
Sebanyak 94 peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur hingga Yogyakarta sejak pagi hari berkumpul di kawasan Lanud. Mereka dibekali prosedur keselamatan ketat sebelum menyusuri titik-titik pemotretan yang telah ditentukan panitia.
Komandan Lanud Abd Saleh, Marsekal Pertama TNI Reza R. R. Sastranegara, menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai jembatan komunikasi antara institusi militer dan masyarakat sipil. Menurutnya, fotografi menjadi medium efektif untuk memperlihatkan wajah TNI AU yang profesional sekaligus membumi.
Ketua pelaksana lomba, Kolonel Pnb Yudhi Bandung, menegaskan kompetisi ini menjadi debut fotografi militer terbuka di Lanud Abd Saleh.
“Kami ingin publik melihat langsung bagaimana operasi TNI AU dijalankan. Bukan dari cerita, tapi dari visual yang jujur,” ujarnya.
Simulasi Nyata, Bukan Sekadar Atraksi
Arena Lanud Abd Saleh disulap menjadi ruang simulasi operasi terpadu. Skadron Udara 4 menampilkan skenario penanganan terorisme dengan melibatkan Unit K-9 Satpom, termasuk proses pengejaran hingga pengamanan area pesawat Casa.
Sementara Skadron Udara 21 memfokuskan pada fase krusial scramble pilot tempur, menampilkan detail kesiapan personel udara sebelum misi dijalankan. Di lokasi berbeda, Skadron Udara 32 memperagakan simulasi air landed pesawat C-130 serta manuver cepat pasukan Pasgat dalam pengamanan pesawat.
Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung dengan pengamanan berlapis. Peserta hanya dapat memotret dari area yang ditentukan dan selalu berada dalam pendampingan panitia.
Etika Visual Dijaga Ketat
Panitia menerapkan standar ketat untuk menjaga kredibilitas karya. Kamera ponsel dilarang, manipulasi foto dibatasi, dan seluruh karya tidak boleh digunakan untuk kepentingan provokatif maupun berbasis kecerdasan buatan. Setiap peserta hanya diperbolehkan mengirimkan maksimal lima foto terbaik.
Penilaian dilakukan oleh tiga juri berpengalaman, yakni Jeff Prananda, Kapten Sus Bambang, dan Danny Nurris, dengan fokus pada kekuatan cerita visual, ketepatan momen, serta pesan kemanusiaan di balik aktivitas militer.
Membuka Sekat, Mendekatkan Publik
Selain hadiah utama dan kategori foto favorit berbasis interaksi media sosial, kompetisi ini dimaknai sebagai upaya membangun kedekatan emosional TNI AU dengan masyarakat.
Melalui bingkai foto, Lanud Abd Saleh menghadirkan narasi baru: militer tidak hanya bicara kekuatan dan strategi, tetapi juga disiplin, tanggung jawab, dan pengabdian yang dapat dilihat dari jarak paling dekat. (*)








