Menanti Gerhana Bulan? Yuk Simak Mitosnya

Indonewsdaily.com – Gerhana bulan total yang bakal terjadi pada Rabu (26/05/2021) merupakan salah satu fenomena alam yang indah. Sebagian besar masyarakat tak sabar menantikan kemunculan gerhana bulan untuk beramai-ramai melihatnya secara langsung.

Penantian selama lebih dari dua tahun akhirnya berakhir pada 26 Mei 2021 ketika gerhana bulan total singkat datang ke Amerika Utara dan Lingkar Pasifik. Oleh sebab itu, jangan sampai terlewat untuk menyaksikan fenomena yang telah dinanti sejak 20 Januari 2019.

Dikenal sebagai Blood Moon atau “Bulan Darah”, meskipun Bulan gerhana sebenarnya tampak berwarna tembaga kemerahan, ini adalah momen yang tidak boleh dilewatkan jika Anda kebetulan berada di sisi malam Bumi pada waktu yang tepat.

Sementara menurut sumber dari penanggalan Pondik Pesantren Miftakhul huda , akan terjadi gerhana bulan total pada tanggal 26 mei 2021,awal gerhana 16,45 wib. awal total 18,11 wib.puncak gerhana 18,19 wib. akhir total 18,26.akhir gerhana 19,52 wib. durasi gerhana 03,07. ukuran gerhana 1,0010%..

Namun, di balik keindahan yang ditampakkan, ternyata gerhana bulan memiliki mitos tersendiri bagi masyarakat Jawa.

Apabila gerhana bulan datang, masyarakat Jawa harus memukul lesung padi. Hal ini diartikan seperti memukul jasad Batara Kala yang masih hidup agar Batara Kala mual dan memuntahkan bulan yang ditelan agar bersinar kembali

Ada juga wanita hamil tidak boleh keluar rumah saat gerhana bulan terjadi. Sebab, dikhawatirkan jabang bayi di dalam kandungan akan memiliki bibir sumbing seperti bentuk gerhana.

Tak hanya itu, wanita yang tengah hamil juga harus membuat bubur merah putih sebagai tolak bala. Pembuatan bubur merah putih ini tak hanya untuk melindungi jabang bayi saja, melainkan untuk menolak datangnya penderitaan, baik berupa musim pagebluk, paceklik maupun wabah penyakit

Selain itu, selama langit gelap karena gerhana, setiap orang wajib terus terjaga, tidak boleh tidur. Ini mengacu kepada ungkapan Jawa yakni sopo sing leno bakale keno (siapapun yang terlena pasti terkena). Artinya, setiap orang harus waspada jika tidak ingin terpapar dampak gerhana. ( Agus )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *