Miris! Atlet Sepak Bola Ditolak Masuk SMA Negeri di Kota Malang

Allensyah R siswa berprestasi di cabang olahraga sepak bola.

Indonewsdaily.com, Kota Malang – Miris sekali Atlet sepak bola yang berprestasi di Kota Malang di tolak masuk SMA Negeri,Hal tersebut dialami oleh seorang siswa berprestasi di bidang olahraga sepak bola, bahkan ia adalah atlet sepakbola di Persema Junior yang akhirnya gagal masuk sekolah menengah atas (SMA) Negeri melalui jalur prestasi dan non prestasi PPDB di Kota Malang Jawa Timur.

Semua anak sekolah pastinya berhak memperoleh pendidikan yang baik dan layak.Pasti di impikan oleh orang tua siswa,namun kenapa hal penolakan ini bis terjadi padahal Anak tersebut prestasi yang pernah mengharumkan nama Kota Malang.

Orang tua peserta didik mengaku kecewa karena sang anak tak lolos PPDB setelah ditolak 3 sekolah SMA Negeri di Kota Malang.

Allensyah Rahmatdhoni (15), siswa kelas 9 di Sekolah Menengah Pertama Negeri SMPN 21 Kota Malang, berprestasi di bidang olahraga sepakbola di tingkat nasional yang pernah masuk di Deltras Sidoarjo U 12 itu, ditolak 3 sekolah SMA Negeri setelah mendaftar di PPDB tahun 2023 di Kota Malang.

Seperti yang di katakan ayah Allensyah, Ardi menuturkan jika sang anak mengikuti PPDB tahun 2023 melalui sistem daring atau online. Dan anaknya memilih 3 sekolah SMA Negeri yakni di SMA Negeri 10, SMA Negeri 6 Kota Malang, dan SMA Negeri 2. Namun ia tak lolos.

“Awalnya anak saya Allensyah mendaftarkan diri sebagai calon peserta didik baru dengan jalur prestasi akademik dan non prestasi akademik di sekolah Negeri kenapa memilih SMA karena, ketika ada turnamen sekolah di SMA ijinnya mudah,” ungkap Ardi kepada wartawan, Rabu (05/07/2023)

Ardi menyampaikan bahwa anaknya sudah berprestasi sejak di bangku sekolah dasar yakni di bidang olahraga sepakbola. Bahkan, ia juga pernah menjuarai Liga Danone baik club maupun secara individualnya. Hanya saja, 3 sekolah SMA Negeri yang diincar menolaknya dengan alasan sekolah tidak butuh prestasi olahraga grub. Namun, yang dibutuhkan adalah prestasi perorangan.

“Padahal, surat rekomendasi dari KONI, dan PSSI dari klub itu sudah ada, dan sudah saya sertakan. Namun, itu semua tidak menjamin. Bahkan untuk prestasi kejuaraan lumayan banyak mulai dari pertama tingkat Provinsi, maupun tingkat nasional tapi tetep saja tidak diterima,” tutup Ardi.

Terkait hal itupun, Aries Agung Paewai Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur menyampaikan bahwa prestasi apapun yang diraih di Sekolah peserta PPDB pada jalur prestasi itu ada skornya berdasarkan sekolah yang dituju.

“Prestasi apapun mas, semua ada skornya berdasarkan sekolah yang dituju. jadi walaupun banyak prestasi tapi kalau hasil dari skoring, dari sistemnya tidak sesuai maka pasti akan terurut dengan sendirinya di sistem,” kata Aries.

Artinya, menurut Aries bukan terkait banyak tidaknya prestasi yang diraih. Namun berdasarkan kebutuhan prestasi yang dibina oleh sekolah yang dipilih.

“Jadi bukan masalah banyak tidaknya prestasi, tapi kebutuhan prestasi yang dibina oleh sekolah yang dituju dan ada skornya otomatis di sistem,” ungkapnya.

Selanjutnya Aris menjelaskan bahwa Prestasi adalah ukuran di jalur Afirmasi
“Prestasi adalah ukuran penilaian di jalur afirmasi. disesuaikan prestasi yang didapatkan oleh calon siswa dan prestasi yang menunjang kebutuhan sekolah,” pungkasnya. (win)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *