Sekolah Lansia Tangguh untuk Wujudkan Sejahtera di Masa Tua

 

 

Foto: Camat Magersari Ary Setiawan lurah Magersari Fauzan bersama lansia saat acara Selantang.

Indonewsdaily.com, Mojokerto — Ada yang berbeda di aula Kelurahan Magersari pada Selasa (7/11/2023), nampak puluhan lansia
antusias dan semangat mengikuti panduan intruktur.

Puluhan lansia di Kelurahan Magersari, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto itu tengah mengikuti Sekolah Lansia Tangguh (Selantang). Selantang diharapkan mewujudkan kaum lansia yang tangguh dan sejahtera di masa tuanya.

“Tujuan dari kegiatan pembelajaran ini adalah untuk menciptakan lansia yang tangguh dan sejahtera di masa tuanya,” kata Camat Magersari, Kota Mojokerto, Ary Setiawan, yang hadir langsung dalam kegiatan di balai Kelurahan Magersari.

Ia berharap dalam pembelajaran ini lansia terpacu untuk belajar dengan perasaan senang. Karena langkah-langkah kegiatan pembelajaran ini perlu diupayakan agar lansia terpacu untuk belajar dengan perasaan senang

Lebih lanjut dikatalannya, kegiatan pembelajaran berdasarkan 7 dimensi Lansia tangguh. Pertama, dimensi spiritual. Dimana kegiatan pembelajaran dari aspek spiritual dapat berupa materi ke- agamaan, meditasi, kesenian, keindahan alam yang memberi rasa syukur.

Kedua, lanjutnya, dmensi fisik. Kegiatan pembelajaran dari aspek fisik menekankan pentingnya menjaga kesehatan fisik dengan kebiasaan hidup sehat secara utuh. “Lanjut, dimensi emosional. Kegiatan pembelajaran dari aspek emosional mencakup upaya memperoleh kebahagiaan,” tambahnya.

Lalu Dimensi Intelektual. Kegiatan pembelajaran aspek intelektual mencakup upaya untuk mencegah penurunan fungsi kognitif. Dimensi Sosial Kemasyarakatan. Kegiatan pembelajaran dari aspek sosial mencakup upaya membangun kehidupan dan kepedulian sosial. Dimensi Vokasional

Kegiatan pembelajaran dari aspek vokasional professional, mencakup upaya agar lansia tetap berkarya bagi dirinya maupun orang lain dari segi ekonomi maupun sosial. Dimensi Lingkungan

Kegiatan pembelajaran dari aspek lingkungan, mencakup upaya menciptakan lingkungan yang nyaman, aman dari aspek sosial, fisik dan non fisik.

Sementara itu, Lurah Magersari, Muhammad Fauzan Suryahadi mengatakan, ada 30 lansia yang mengikuti pembelajaran di Sekolah Lansia. Dengan menggunakan pendekatan andragogi (membelajarkan orang dewasa), menghargai perbedaan.

“Tugas fasilitator/pengajar harus mengkondisikan situasi kelas/tempat yang digunakan untuk kegiatan menjadi tempat yang menyenangkan, “paparnya.

Bentuk pembelajaran kontekstual sesuai dengan situasi, kondisi dan kearifan lokal. “Langkah-langkah kegiatan pembelajaran perlu diupayakan agar lansia terpacu untuk belajar dengan perasaan senang,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *