Tingkatkan Kapasitas Guru Melalui Beasiswa Nongelar

Para peserta program Upskilling saat melakukan webinar.

Indonewsdaily.com, Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menyediakan program Beasiswa Nongelar Microcredential untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan para guru dan tenaga kependidikan melalui Upskilling dan Reskilling pada tanggal 3 Nopember 2023.

Hal ini wajib dilakukan mengingat seorang guru tidak hanya sebagai seorang pengajar tetapi juga seorang pembelajar sepanjang hayat agar dapat memberikan pendidikan terbaik bagi peserta didik

“Saat ini, kami menyiapkan berbagai program serta sarana dan prasarana untuk guru dan tenaga kependidikan agar dapat terus meningkatkan kompetensi dan keterampilannya yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan dari masing-masing satuan pendidikan, serta untuk melayani peserta didik mulai dari jenjang usia dini hingga pendidikan tinggi,” ujar Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

Kemendikbudristek, Santi Ambarukmi, dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) berjudul “Peningkatan Kapasitas Guru Melalui Beasiswa Nongelar” pada Kamis, (2/11/2023).

Santi mengatakan, Program Beasiswa Nongelar Microcredential adalah kesempatan yang sangat baik bagi para guru dan tenaga kependidikan. “Program beasiswa ini melibatkan berbagai perguruan tinggi dari luar negeri yang bisa memberikan pelatihan melalui media online, misalnya Harvard University, Columbia University, Monash University, University of Canberra, dan lain-lain,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa program tersebut memiliki berbagai tujuan, dari mulai tujuan jangka pendek, jangka menengah, hingga jangka panjang. Tujuan jangka pendeknya adalah mendorong semakin banyaknya guru yang mengikuti program ini. Kemudian tujuan jangka menengahnya adalah meningkatkan kompetensi guru dan peserta didiknya; memfasilitasi dan mendukung program merdeka belajar dan ekosistem pendidikan yang bermakna, serta mendorong peserta didik untuk berpikir secara mandiri, kreatif dan kritis. Sementara itu, tujuan jangka panjangnya adalah mencapai SDM unggul sebagai cerminan dari Profil Pelajar Pancasila.

Agar mencapai tujuan tersebut; serta untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dari berbagai aspek dalam program ini, dilakukan pula evaluasi dengan refleksi. “Kami mengadakan pertemuan minimal satu tahun sekali untuk memantau ilmu pengetahuan yang didapatkan, melihat tindak lanjut dari program, aktivitas diseminasi kepada guru-guru lain, serta melihat dampak jangka panjang dari program ini,” kata Santi.

Dalam webinar tersebut hadir tiga narasumber lain, yakni Kepala SMK Negeri 5 Banjarmasin, Alumni Peserta Program Upskilling dan Reskilling Manajerial bagi Kepala SMK Berstandar Industri Tahun 2023, Syahrir; Guru SMAS Daar El Qolam 2 Tangerang, Alumni Peserta Program Microcredential CS50X Universitas Harvard, Raden Nur Tsawaabit Faheim Yasin; dan Guru SDN Mekarsari 1 Depok, Program Microcredential Universitas Columbia, Rossi Marinjani.

Kepala SMK Negeri 5 Banjarmasin sekaligus Alumni Peserta Program Upskilling dan Reskilling Manajemen bagi Kepala SMK Berstandar Industri Tahun 2023, Syahrir, menyatakan bahwa program ini sangat penting dalam peningkatan kualitas kinerja, kreativitas, dan inovasi untuk bisa mengelola sekolah di era digital. Ia menuturkan, melalui program tersebut ia bisa mempelajari berbagai ilmu pengetahuan baru yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan masa kini. Selain itu, ia juga dapat berinteraksi dan bersinergi dengan kepala sekolah dari berbagai daerah lain sehingga bisa terus saling belajar demi kemajuan bersama.

“Ilmu yang saya dapatkan akan diterapkan di sekolah saya sendiri, yakni dalam peningkatan kinerja sekolah, peningkatan kualitas pembelajaran, peningkatan relevansi kurikulum dengan kebutuhan industri, pemberian motivasi kepada guru dan siswa, serta mengajak keterlibatan orang tua dan masyarakat,” ucap Syahrir.

Guru SMAS Daar El Qolam 2 Tangerang sekaligus Alumni Peserta Program Microcredential CS50X Universitas Harvard, Raden Nur Tsawaabit Faheim Yasin, juga mengungkapkan manfaat dari program ini, dari mulai peningkatan wawasan dan pengalaman, kemampuan literasi, hingga kemampuan manajemen waktu. “Melalui program ini saya merasa menjadi guru yang lebih berdaya. Saya mendapatkan sumber belajar dan cara mengajar yang baik. Saya pun termotivasi untuk menjadi guru yang terus berkembang, lebih menghargai setiap progres dalam proses belajar; serta membantu para peserta didik untuk menjadi sosok yang mandiri dan menjadi generasi emas,” katanya.

Sementara itu, Guru SDN Mekarsari 1 Depok, peserta Program Microcredential Universitas Columbia, Rossi Marinjani, juga merasakan manfaat dari program ini. “Melalui program ini, ada miskonsepsi literasi yang terkoreksi. Kemudian, setelah memiliki pemahaman yang baru dan tepat, kita bisa mengembangkan keterampilan dan dapat memperkarya informasi berkat pertukaran informasi dengan guru-guru dari berbagai penjuru Indonesia,” ucapnya.

Setelah menyelesaikan program ini, para alumni peserta dapat menerapkan berbagai ilmu yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan di sekolahnya masing-masing. Seperti yang dilakukan oleh Rossi, yang secara lebih spesifik memfokuskan diri pada peningkatan ekostem literasi. “Setelah saya mengikuti program ini saya menciptakan sudut baca yang menyenangkan untuk membangun ekosistem literasi yang baik,” ucapnya.

Bagi para guru dan tenaga kependidikan yang ingin mengikuti program beasiswa ini, ada beberapa tips yang bisa diterapkan sebagaimana pengalaman dari alumni peserta. “Sebaiknya kita mengikuti akun-akun media sosial yang relevan dengan profesi sebagai pendidik. Dari hal itu, kita akan selalu mendapat berbagai informasi terbaru tentang berbagai program strategis dari Kemendikbudristek. Ketika ada program yang sesuai dengan kebutuhan, daftar dan penuhilah segala persyaratannya, serta ikutilah alur dari program tersebut dengan cermat,” ungkap Rossi.

Setelah menyelesaikan program-program beasiswa nongelar untuk guru, para alumni melakukan berbagai upaya peningkatan kapasitas dari ekosistem pendidikan di tempatnya masing-masing, seperti diseminasi kepada rekan sejawat serta penerapan ilmu yang diperoleh di dalam proses pembelajaran dan pelayanan terhadap kebutuhan belajar para peserta didik.(windu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *