Faid, “Parkir Online dan Edukasi Sadar Wisata Solusi Untuk Polemik Parkir Liar di Kawasan Wisata” Ini Penjelasannya!

Indonewsdaily.com, Clinic Tourism – Terkait viralnya video mengenai tarif retribusi parkir di Malioboro, DI Jogjakarta yang harganya berlipat ganda ternyata juga dialami oleh wisatawan di Malang.

Beberapa pengaduan melalui komen di postingan wisata di Indonewsdaily.com mendapat sorotan sekaligus jawaban langsung oleh Pakar Muda Pariwisata yang juga dosen Pariwisata Universitas Brawijaya Malang, Dr (Cand) Ahmad Faidlal Rahman, SE.Par.,M.Sc.

Menurut pria yang akrab disapa Faid ini, tarif parkir atau banyaknya parkir liar dikawasan wisata sebenarnya sudah terjadi sejak dulu dan sering dijumpai. Berikut penjelasannya :

“Selama ini, kita seringkali menjumpai dan alami demikian mengenai parkir liar bahkan tarif parkir yang melebihi tarif normal. Dan memang itu mempengaruhi kondisi wisatawan atau pengunjung yang merasa kurang nyaman dan aman.

Kita sering menjumpai tukang parkir tidak menggunakan seragam dan menyerahkan karcis parkir kepada pengunjung atau tamu sehingga sering terjadi uang parkir terkesan mahal. Apalagi dibeberapa kasus, tukan parkir kurang ramah dengan pengunjung.

Adalagi kasus yang sempat viral beberapa waktu lalu tentang tukang parkir yang disindir seperti Jelangkung, yang tiba-tiba datang saat pengunjung hendak pulang. Padahal saat datang tidak ada tukang parkir. Tentu saja hal itu mencoreng citra atau nama baik dari daerah tersebut.

Ini merupakan polemik di dunia pariwisata Indonesia, tidak hanya di Malang tapi juga dibeberapa destinasi wisata lainnya. Seperti yang sedang viral saat ini di kawasan Malioboro, Jogjakarta. Hal itu akan membuat wisatawan kapok berkunjung lagi ke Malioboro.

Solusinya ada pada pemerintah daerah masing-masing wilayah. Pemda harus tegas menindak parkir-parkir ilegal dan memberlakukan peraturan yang tertib. Tidak hanya itu, meningkatkan SDM tukang parkir juga sangat diperlukan yakni dengan cara memberikan edukasi dan pemahaman sadar wisata. Selain itu, memberlakukan parkir online juga bisa menjadi solusi untuk meminimalisir tukang parkir ilegal. Dengan adanya parkir online, tidak ada lagi kebocoran dalam retribusi parkir.

Saran dari saya, manfaatkan digitalisasi untuk melaporkan oknum-oknum parkir liar yang mampu mencoreng nama baik destinasi wisata dan pemda harus menindak tegas oknum tersebut. Sehingga ada efek jera dan kesadaran bagi masyarakat dikawasan wisata.”

Itu tadi penjelasan tentang retribusi parkir di dunia pariwisata oleh Dosen Pariwisata Universitas Brawijaya Malang. Buat kalian yang ingin berkonsultasi mengenai pariwisata bisa komen di postingan ini maupun melalui hotline kami di email hello@indodailynews.com.

Mari kita majukan wisata Indonesia dengan meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya menjaga dan melestarikan kekayaan Indonesia. Saatnya Sadar Wisata!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *