Papua  

Mahasiswa Wilayah Meepago Demo di Pelabuhan Samabusa

Indonewsdaily.com, Nabire- Ratusan Mahasiswa wilayah Meepago (Nabire, Paniai, Dogiyai, Deiyai dan Intan Jaya berdemo di Pelabuhan Samabusa Distrik Teluk Kimi Kabupaten Nabire, Kamis (12/8/21).

Mahasiswa dari 5 kabupaten tersebut menuntut pemerintah membuka akses jalur laut dan mengizinkan mereka berangkat menaiki KM Gunung Dempo yang berlayar menuju Jayapura.

Dalam orasinya mahasiswa mengatakan, bahwa mereka akan melaksanakan perkuliahan dan hal terkait kegiatan kampus.

“Kami meminta kepada pemerintah dan Pelni Nabire memberikan izin kepada kami yang akan melaksanakan pendidikan dan kegiatan perkuliahan di Jayapura,” kata orator Frans Yobe.

Lanjut dikatakannya dalam rombongan ada calon mahasiswa yang baru lolos dan terdaftar di universitas/perguruan tinggi di Jayapura yang segera masuk masa perkuliahan.

Mahasiswa yang berkumpul di pelabuhan menceba merangsek masuk di ruang keberangkatan Pelabuhan Samabusa mencoba masuk ke dermaga bermaksud naik ke atas kapal saat KM Gunung Dempo mulai bersandar sekitar pukul 12.45 WIT.

Personil kepolisian dan satpol PP yang sudah berjaga dengan barisan pagar betis berhasil menghalau ratusan mahasiswa untuk tetap berada di area luar pelabuhan.

Hingga KM Gunung Dempo meninggalkan Pelabuhan Samabusa dan berlayar menuju Jayapura pada pukul 14.50 WIT tidak seorang pun dari rombongan demonstran diperkenankan naik ke atas kapal.

Kecewa niatnya mendapat perlawanan pihak keamanan Polres Nabire dan Satpol PP. Ratusan mahasiswa wilayah Meepago kota study Jayapura itu meninggalkan Pelabuhan Samabusa dan menuju ke Kediaman (Rumah Dinas) Bupati Nabire di Kelurahan Siriwini (Tapioka) Distrik Nabire.

Di depan Rumah Dinas (Rumdin) Bupati, mereka kembali berorasi menyampaikan aspirasi. Sedikitnya ada tiga tuntutan yang diajukan mahasiswa. “Kami meminta Pemkab Nabire untuk mendesak Pelni Nabire supaya Kapal Putih bisa membawa penumpang, “ucap Frans Yobe.

Ia mengatakan alasan dari tuntutan yang diajukannya, pertama banyak mahasiswa baru di wilayah Meepago yang sudah terdaftar dan lolos sebagai mahasiswa namun belum bisa berangkat karena tidak ada kapal yang angkut penumpang.

Kedua, beberapa diantara mereka rekan mahasiswa semester akhir yang akan segera menjalani prosesi wisuda namun belum bisa berangkat mestinya sudah ada di Jayapura.

Ketiga, terdapat banyak mahasiswa yang akan membayar/melunasi biaya kuliah yang jatuh tempo di bulan Agustus ini.

Menurut Frans ini merupakan aksi yang kedua setelah sebelumnya mahasiswa wilayah Meepago melakukan demo yang sama sekitar dua pekan lalu. Mahasiswa mengancam akan menduduki Rumdin Bupati Nabire sampai mereka mendapat jawaban dan pertanggungjawaban dari pemerintah.

Assisten 1 Bidang Pemerintah La Halim yang menerima para demonstran mengatakan, jika dirinya (pemerintah) patuh pada aturan penerapan PPKM.

“Saya mewakili Penjabat Bupati Nabire bapak Anton Mote yang sedang bertugas ke Jayapura. Kami Pemkab Nabire secara struktural ada dibawah Pemprov Papua. Papua sedang melaksanakan perpanjangan PPKM Level 4 banyak kebijakan pembatasan yang dilaksanakan Gubernur Papua, “ucap La Halim.

Kota Jayapura merupakan salah satu yang sedang menerapkan PPKM Level 4 bersama Timika dan Meraoke. Sehingga akses laut dan udara belum dibuka selama PPKM mulai 6-30 Agustus 2021.

“Selama PPKM level 4 kapal putih (kapal penumpang) bisa masuk di beberapa Pelabuhan Papua dengan catatan terbatas mengangkut logistik, seperti makanan dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Mengangkut orang belum diperbolehkan, “pungkasnya.(kur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *