Tangisan Pecah Siswa SPI, Sekolah Tetap Proses Belajar Mengajar

Indonewsdaily.com, Kota Batu – Masifnya pemberitaan yang tengah marak membahas tentang masalah yang menjerat salah satu Founder SPI, rupanya cukup berdampak bagi kondisi psikis atau kejiwaan para siswa dan mahasiswa di Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI).

Terlebih, ketika mereka mendengar adanya pemberitaan tentang penahanan bagi JEP. Mereka merasa khawatir, jika keadaan tersebut akan banyak berpengaruh pada keberlangsungan hidup mereka selama ini, apalagi sampai penutupan sekolah.

Salah seorang siswa SPI, initial (rdm) menyampaikan, bahwa petisi ini mereka lakukan atas inisiatif siswa dan mahasiswa yang berharap bahwa gejolak yang ada bisa segera dihentikan.

“Kami minta SPI tidak ditutup, kami sayang SPI, karena kami tau betul yang pernah dan sedang terjadi disini. Maka dari itu, kami berinisiatif membuat petisi bersama ratusan siswa dan mahasiswa dengan menuliskan Save SPI dan SPI baik-baik saja yang ditandatangi tidak kurang dari 200 orang,” kata Rdm kepada awak media, Senin (11/7/2022) malam sembari terisak.

Rdm menambahkan, jika di SPI siswa dan siswinya selain dari keluarga ekonomi rendah juga yatim piatu.

“Maka dari itu, tolong perhatikan nasib kami. Karena kami yatim piatu dan anak tak mampu, kalau ditutup kami-kami ini mau bersekolah dimana? Karena di luar sana sekolah tidak gratis, uang dari mana kami bisa untuk membayar?,” ujarnya diiringi isak tangis siswa-siswi yang lain.

Dirinya bersama dengan ratusan murid-murid yang lain, masih berada di SPI karena mereka mengaku merasa nyaman bersekolah di SPI tersebut.

“Disini kami menemukan keluarga. Kami baik-baik saja, kami juga belajar banyak dari SPI, kami tau betul bahwa pemberitaan di luar sana tidak benar,” ungkap RDM sebagai salah satu alumni yang saat ini juga sebagai mahasiswa di STK Selamat Pagi Indonesia, Kota Batu.

Sementara itu, Kepala Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Risna Amalia mengaku terkejut dengan aksi yang dilakukan oleh ratusan siswa dan mahasiswa di SPI tersebut.

“Ya, ini tadi kami bersama dengan guru-guru baru selesai rapat Idul Adha, kemudian kami mau merancang planning sekolah untuk besok, kok ternyata kami melihat para siswa dan mahasiswa berkumpul di depan Transformer Center mengutarakan isi hatinya, agar SPI tidak ditutup dengan membuat petisi atas inisiatif mereka sendiri,” ungkap Risna.

Risna Amalia juga terkejut, sekaligus tidak menyangka sama sekali atas aksi yang dilakukan oleh ratusan murid-murid di SPI tersebut.

“Terus terang kami bersama para guru-guru disini terharu sekali dengan apa yang dilakukan mereka. Bagi kami biarlah proses hukum berjalan sebagaimana mestinya, jadi jangan mengusik tentang pemberitaan di SPI yang berdampak pada psikologis murid-murid yang bersekolah disini,” tandasnya. (Win)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *