UMKM Batik dan Duta Batik Dibekali Strategi Pemasaran agar Tembus Kancah Internasional

 

 

 

Foto: Pelaku UMKM dan Duta Batik usai FGD dengan tiga kementrian

 

Indonewsdaily.com, Mojokerto – Batik berkembang begitu pesat, agar terus berinovasi dalam berkarya membuat batik. Pemkot Mojokerto serius dalam mengembangkan promosi Batik Mojopahit.

Salah satunya, dengan menggembleng pelaku UMKM serta Duta Batik melalu FGD 3 kementrian, Sabtu (7/10/2023). Kegiatan ini diadakan oleh Diskoukmperindag Kota Mojokert di Atrium Sunrise Mall.

FGD tersebut diampu oleh Direktur Kuliner, Kriya, Desain, dan Fesyen Kemenparekraf, Yuke Sri Rahayu; Analis Perdagangan Ahli Madya Kemendag, Hikmah Fitria dan Kusuma Atmaja Kemenperin.

Kepala Diskoukmperindag Kota Mojokerto Ani Wijaya mengatakan, FGD ini merupakan rangkaian dari event Batik Mojo Festival. Kegiatan ini sekaligus sebagai ajang promosi dan pemasaran batik Kota Mojokerto.

“Kita ingin batik Kota Mojokerto bisa menguasai pasar regional, nasional hingga internasional,” ucapnya.

Ani mengaku, sejak awal ia menjadi Kadiskoukmperindag atau sekitar tahun 2021, pengarajin batik di Kota Mojokerto tercatat hanya 12 orang. Terdiri dari 6 pengrajin besar serta sisanya pengrajib kecil.

Kemudian, Ani melakukan gebrakan dengan membuat inkubasi wirausaha untuk para pelaku UMKM di Kota Mojokerto. Dari 50 peserta yang mengikuti inkubasi ini, 18 diantaranya menjadi pengrajin batik.

“Sehingga total pengarajin batik di Kota Mojokerto saat ini mencapai 30 tahun, itu dirumah ada anak, saudara, suami yang diajak kerja,” jelasnya.

Tidak berhenti disitu, 30 pengrajin batik di Kota Mojokerto, sekitar 27 diantaranya diberangkatkan Diskoukmperindag untuk mengikuti sertifikasi kompetensi.

“Dari 30 pengrajin 3 diantaranya tidak ikut. Dan Alhamdulillah 27 pengrajin yang ikut sertifikasi semuanya lulus,” tuturnya.

Ani berharap setelah digelarnya kegiatan ini ada tindak lanjut dari Kemendag, Kemenparekraf maupun Kemenperin dalam menunjang pengembangan industri batik di Kota Mojokerto.

“Jadi jalan terus programnya (pengembangan batik Kota Mojokerto) karena kalau hanya mengandalkan APBD tidak akan cukup,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *