Cara Unik Bupati Gresik agar Warga Isoman Pindah ke Isoter, Iming-iming Voucer Belanja Rp 200 Ribu

Indonewsdaily.com, Gresik- Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani memiliki cara unik agar warga yang sedang Isolasi Mandiri (Isoman) mau berpindah ke tempat Isolasi Terpusat (Isoter) di Gelora Joko Samudra (Gejos).

Untuk membujuk warga yang menjalani isoman di rumah, Bupati berjanji akan memberikan voucer belanja senilai Rp 200.000, bagi mereka yang berkenan melakoni masa isolasi di Gejos.

“Bagi masyarakat Gakin (keluarga miskin) yang terpapar Covid-19 dan siap diisolasi terpusat di RSL Gejos, kami akan memberikan voucer belanja dan akan kami siapkan di Posko Covid-19 di eks Wilker (wilayah kerja). Perawatan isoter di RSL Gejos juga lebih terawat, paling hanya seminggu sudah (diperbolehkan) pulang,” kata Gus Yani sapaan Bupati Fandi Akhmad Yani, seperti dikutip dari Kompas.com.

Gus Yani mengatakan, pelaksanaan pemindahan pasien isoman ke tempat isolasi terpusat harus segera dilakukan. Sebab, hal ini merupakan anjuran dari Presiden Joko Widodo.

Untuk pelaksanaan di lapangan, kata Gus Yani, harus menekankan sikap-sikap humanis dan sebisa mungkin tidak melakukan pemaksaan terhadap pasien terpapar Covid-19.

“Kami mengumpulkan para Kades dan Lurah, tiga pilar di kecamatan secara mendadak ini hanya untuk sebuah komitmen bersama, untuk pelaksanaan isoter ini secepatnya. Sebab kalau Pemerintah Desa tidak mau membantu, kami akan kesulitan melaksanakan,” ujar Gus Yani.

Gus Yani menyarankan kepada para Kades dan Lurah maupun tiga pilar kecamatan untuk dapat mengakses sarana yang mungkin dipergunakan. Termasuk, bila pasien isoman tersebut berkenan menjalani isoter di RSL Gejos, namun pasien tidak bersedia diantar dengan mobil ambulans.

“Bila tidak mau isoter pakai mobil ambulans, bisa dengan mobil siaga. Silahkan, tinggal telepon ke posko Covid-19,” ucap Gus Yani.

Sementara Dandim 0817 Gresik Letkol Inf. Taufik Ismail berharap, agenda pemindahan pasien terpapar Covid-19 untuk menjalani isolasi terpusat dapat segera dilaksanakan.

Karena ke depan, pengawasan terhadap pasien yang tetap menjalani isoman di rumah bakal dilaksanakan lebih ketat.

“Sesuai perintah dan target sampai hari Jumat, kami ditugaskan untuk sesegera mungkin membawa pasien isoman ke RSL Gejos. Perintah ini tegas bahwa apabila kami tidak bisa melakukan isoter, kami disanksi harus menjaga pasien isoman 24 jam. Tentu kami akan perintahkan Danramil dan Babinsa saya untuk menjaga. Tolong para Danramil hal itu harus segera dilaksanakan,” kata Taufik.

Di satu sisi, Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto sempat memberikan masukan kepada para Kades dan Lurah yang hadir, untuk melakukan pengadaan alat rapid tes antigen dari dana desa. Sehingga deteksi cepat mengenai warga terpapar Covid-19 dapat segera dilakukan.

“Alat rapid tes ini penting, untuk membantu mendukung pelaksanaan tracing di desa, sebagai antisipasi kekosongan alat pada Dinkes maupun Puskesmas,” tutur Arief.

Menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik, untuk saat ini Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit rujukan Covid-19 di Gresik berada pada angka 16,27 persen.

Sementara jumlah kasus aktif Covid-19 tercatat sebanyak 490 pasien, 402 di antaranya masih melakukan isoman di rumah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *