Walikota Mojokerto Ning Ita Ning Ati Masyarakat Kota Mojokerto

 

 

 

Foto: Ning Ita dikenal dekat dengan masyarakat Kota Mojokerto

Indonewsdaily.com, Mojokerto — Genap sudah masa kepempinan Walikota Mojokerto Ika Puspitasari atau yang biasa di sapa Ning Ita memimpin Kota Mojokerto.

Selama lima tahun memimpin Kota Mojokerto benar-benar membekas ning ati (dihati) masyarakat. Dibawah kepemimpinan Ning Ita Kota Mojokerto yang hanya memiliki luas kurang lebih 20 KM persegi ini menyimpan begitu banyak potensi wisata, pendidikan dan kesehatan.

Sejak dibawah kendali Ning Ita, Kota Mojokerto begitu nampak perbedaan, Kota Mojokerto benar-benar menampakan wajah barunya. Kota Mojokerto bersolek, menuju kearah Kota Wisata. Tagline Spirit of Majapahit diambil sebagai motto menjalankan visi dan misi pembangunan daerah.

“Kondisi Kota Mojokerto tak banyak memiliki potensi sumber daya alam. Namun, kondisi itu tidak boleh membuat pemerintah dan warga pasrah. Masih banyak jalan selama bersama-sama mau berbenah dan melangkah,” tulisnya pada buku yang diterbitkan oleh Dinas P dan K Kota Mojokerto.

Nampak tempat-tempat fasilitas umum bersolek bergaya Majapahitan, alun-alun yang dulunya “begitu-begitu” saja di sulap memiliki ikon tinggi menjulang yakni tugu Proklamasi yang dapat dipastikan menjadi spot foto andalan. Ada spot sky walk yang menjadi jujugan kuliner, Taman Bahari Majapahit (TBM), sentra batik dan pembangunan pesat lainnya.

Roda ekonomi di Kota yang memiliki tiga kecamatan ini terus meningkat, seperti imbas dari mulusnya dan lebarnya jalan Empunala yang dibanggun dengan anggaran Rp 101 miliar.

“Hal ini dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Spirit Of Majapahit dalam bentuk desain agar Kota Mojokerto terlihat kearifan lokal yang mengusung budaya Majapahit,” terang Ning Ita.

Di sebelah barat Kota, sebagai bentuk pemerataan pembangunan Walikota memberi sentuhan dengan membangun Wisata Bahari. Memanfaatkan kali Ngothok menjadi spot wisata air yang diharapkan turut mengangkat roda perekonomian masyarakat.

“Upaya yang dirancang untuk menjadikan warisan sejarah dan budaya harus adanya kebersamaan gerak semua komponen,” tulis Ning Ita.

Membentuk Struktur dan Infrastruktur Pendukung

Dalam kesiapan menuju Kota Wisata, Walikota juga telah menyiapan struktur dan infrastruktur yang telah dikerjakan. Seperti pasar tematik, membangun jalan tembusan menuju lokasi Wisata Bahari Majapahit, di area Cakar Ayam hingga jembatan Rejoto. Serta penyediaan area perdagangan bagi UMKM, seperti Rest Area Gunung Gedangan dan Sky Walk Majapahit.

“Termasuk dalam ekosistem pariwisata diantaranya yaitu ekonomi kreatif, UMKM, penyediaan jasa, sarana-prasarana dan infrastruktur yang memadai. Mengingat rantai pariwisata merupakan sektor utama PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) atau sumber ekonomi warga Kota Mojokerto. Sehingga perlu dilakukan penguatan,” ujar Walikota Ika Puspitasari.

Lebih lanjut, sejumlah upaya untuk memperkuat ekosistem pariwisata tersebut seperti program 4P yaitu menggelar pelatihan inkubasi wirausaha, pendampingan, pemberian bantuan modal, dan pembentukan koperasi UMKM.

Selain itu juga dibentuk Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) di berbagai kelurahan lokasi objek wisata. Selain itu juga dibangun berbagai sarana-prasarana dan infrastruktur yang mendukung sektor tersebut.

Lebih lanjut Ning Ita juga menjelaskan bahwa dalam sektor pariwisata pada tahun ini akan dibangun Wisata Bahari Mojopahit di Rejoto. “Kalau pembangunan berjalan lancar tahun 2024 sudah bisa beroperasi dan pasti masyarakat sekitar yang akan mendapat dampaknya,” imbuhnya.

Pasar Tematik Andalan Kota Mojokerto

Pasar sebagai pusat aktivitas perekonomian masyarakat juga tidak lepas dari perhatian. Selain mengutamakan fungsi, Pemkot Mojokerto juga memberikan perhatian pada tata ruang dan estetika. Karenanya, di tahun ini akan segera dilaunching Pasar Hewan Sekar Putih dan Pasar Loak Ketidur. Sebelumnya Pemkot juga telah membangun pasar Prapanca dan Rest area Gunung Gedangan.

Sesuai namanya, pasar tersebut akan dikhususkan untuk komoditas tertentu atau tematik. Pasar Hewan Sekar Putih menjadi pusat perdagangan hewan ternak kaki empat dan unggas, dilengkapi rumah potong hewan. Sementara Pasar Loak Ketidur menjadi sentra pedagang loak yang dulu tersebar di area Pasar Kliwon, Jalan Niaga, Jalan Karyawan, dan area sekitar Pasar Cakar Ayam.

“Sehingga sangat layak pemerintah memfasilitasi dan menjadikan pasar tematik sebagai salah satu potensi daerah dengan infrastruktur yang memadai,” katanya beberapa waktu lalu.

Respon Positif dari Legislatif dan Masyarakat

Kalangan Wakil rakyat menyambut baik perubahan wajah Kota Mojokerto yang begitu nampak. Ketua Komisi II Agus Wahjudi Utomo mengatakan membangun Kota Mojokerto Spirit of Majapahit dengan Hati harus juga ditanamkan di masyarakat.

“Jiwa dan semangat Majapahitan juga harus dirasakan warga. Manfaat itu saat ini sudah dirasakan,” katanya.

Lebih lanjut Agus mengatakan wajah baru kota harus terjalin sinergi yang baik antara pemkot, dewan dan masyarakat.

“Tidak bisa parsial harus ada dorongan bersama untuk kemajuan kota,” pungkasnya.

Janatun Nikmah warga Surodinawan mengaku merasakan dampak positif wajah baru Kota Mojokerto.

“Yang paling dirasakan adanya program inkubasi dan pelatihan UMKM,” katanya.

Tidak bisa dipungkiri revitalisasi jalan Empunala, Kecamatan Magersari Kota Mojokerto mendongrak perekonomian warga sepanjang jalan.

Sejumlah pertokoan, ruko, kos hingga angringan menjamur di sepanjang 2 Km jalan yang menjadi pintu masuk ke Kota Mojokerto dari timur itu. Semakin, mempercantik, landscape berupa taman juga hampir rampung dikerjakan.

Indahnya warna-warni lampu mampu menghipnotis para anak muda untuk berdatangan menikmati suasana malam di trotoar jalan Empunala. Terlihat, puluhan pelaku usaha angkringan berjajar dari depan Kantor Kelurahan Kedundung hingga perempatan Empunala.

Salah satu pelaku usaha angkringan, Bagas mengaku senang atas pembangunan Jalan Empunala ini. Sebab kondisi jalan jauh lebih bagus dan menjadi jujukan para remaja untuk nongkrong.

“Alhamdulillah, sekarang lebih indah karena lebih lebar dan terang sehingga para anak muda tertarik untuk datang ke sini. Kalau malam sering dijadikan nongkrong,” ucapnya.

Warga sekitar juga ketiban berkah dari pembangunan yang dilakukan Pemkot Mojokerto sejak tahun 2022 itu. Selain jalan yang semakin ramai, warga setempat juga mendapatkan pemasukan tambahan dari sewa lahan pekarangan rumah untuk ditempati angkringan.

“Warga sini banyak yang menyewakan lahannya untuk dipakai angkringan, biasanya dikasih Rp 500 ribu per bulannya,” ucap Santi, warga Kelurahan Kedundung.

Santi mengaku, tidak sedikit warga setempat yang ikut berjualan di trotoar jalan Empunala. Biasanya, warga sekitar mulai membuka warungnya sekitar pukul 20.00 WIB.

“Soalnya kalau habis Maghrib hinggan habis Isak masih digunakan pejalan kaki, karena hak mereka kan. Setelah jam 20.00 WIB baru kita membuka lesehan di trotoar itu,” jelasnya.

Tidak hanya bisnis angkringan, dampak Revitalisasi jalan Empunala itu rupanya mulai dilirik investor untuk mengembangkan usahanya di sekitar jalan yang membentang di Kelurahan Balongsari hingga Kedundung itu.

“Yang sudah ada ya toko busana, vape stor. Kabarnya ada juga yang mau buka cafe di sekitar sini,” tuturnya.

Santi mengaku bersyukur dengan adanya proyek Revitalisasi lantaran berhasil meningkatnya ekonomi bagi warga sekitar maupun warga luar Kota Mojokerto.

“Alhamdulillah dampaknya bisa dirasakan masyarakat, khususnya dalam bidang ekonomi,” pungkasnya.

Sementara itu Camat Magersari Ary Setiawan mengatakan jalan Empunala kini menjadi nadi penting pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Magersari dan Kota Mojokerto pada umumnya.

“Tak bisa dipungkiri, Jalan Empunala sudah menjadi primadona roda ekonomi. Pertumbuhan ekonomi baik mikro hingga makro tumbuh dan terus meningkat,” katanya.

Mantan Kabag Perekonomian dan SDA Pemkot Mojokerto ini juga mengingatkan agar semua masyarakat menjaga dan ikut merawat jalan Empunala.

“Tugas kita bersamabmenjaga dan merawat agar tidak rusak. Gunakan sesuai peruntukan, untuk mobil jangan parkir di trotoar. Kendaraan besar yang naik troroar mari kita ingatkan bersama,” pungkasnya.

Kini wajah baru Kota Mojokerto kehadirannya diharapkan dapat mengangkat perekonomian masyarakat serta mewujudkan Kota Mojokerto sebagai Kota Wisata Sejarah berbasis Spirit of Mojopahit.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *