Kaderisasi Tingkat Dasar GMNI UIN Maliki, Perkuat Peran Generasi Nasionalis

Kaderisasi Tingkat Dasar GMNI UIN Malang.

Indonewsdaily.com, Kota Batu – Semangat kaderisasi mahasiswa nasionalis di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang tumbuh kembali seiring dengan digelarnya kaderisasi keorganisasian ekstra kampus. Peran generasi muda nasionalis diharapkan akan mewarnai dinamika kampus maupun di Malang Raya.

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) UIN Maliki mengadakan Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) di Kota Batu pada Jumat (8/3), diikuti puluhan peserta dan dihadiri sejumlah pemateri dari para senior maupun pengurus struktural di atasnya.

“Selama mengisi materi saya melihat peserta KTD memiliki semangat, diskusinya cukup interaktif. Apalagi setelah materi, masih dilanjutkan dengan FGD,” kata salah satu pemateri yang juga kader GMNI, Pita Puspita Saraswati, S.AP, atau akrab disapa Vita, pada Sabtu (9/3/2024).

Vita yang kemarin mengisi materi “Ke-Sarinah-an” memaparkan bagaimana gerakan perempuan dan perjuangan gender masih relevan dinarasikan oleh aktivis di era revolusi industri 4.0 ini.

“Kaum perempuan pernah tersisih secara sosial politik, akibat dari kuatnya budaya patriarki. Tapi peradaban pernah melahirkan figur seperti Kartini, Dewi Sartika dan lainnya, yang berani menyuarakan hak perempuan dan kesetaraan,” kata Pita, yang sejak mahasiswa menginisiasi forum Kolaborasi Gen-Z Indonesia.

Menurutnya, kaum perempuan memiliki potensi besar untuk berkiprah di semua sektor kehidupan. Mulai dari melahirkan generasi, merawat, mendidik hingga memandunya dalam meniti masa depan. Selain itu, kaum perempuan modern ini sudah mampu melakukan hal-hal besar di bidang riset, inovasi, olahraga, politik, militer dan lain sebagainya.

“Kasih sayang wanita sebagai “ibunya” kehidupan di dunia ini, anugerah yang hanya dimiliki perempuan. Ketulusan tanpa batas dan tak memandang status sosial. Hal itu yang pernah dialami langsung oleh Bung Karno ketika dirawat, diasuh dengan penuh kasih oleh seorang pengasuh yang bernama Sarinah, yang kemudian menginspirasi nama gerakan keperempuanan di GMNI,” lanjut Vita lagi.

Ia mengingatkan peluang dan tantangan gerakan Sarinah di era baru ini. Peluangnya antara lain, berbagai kemudahan oleh adanya perangkat teknologi dan aplikasi media sosial, dimana kaum perempuan memiliki kapasitas yang sama untuk memiliki, mengakses dan memanfaatkan instrumen tersebut untuk belajar, sharing ide hingga menyampaikan siar perjuangannya. Di sejumlah platform medsos, akun kaum perempuan justru lebih diminati warganet dibanding akun maskulin. Ini akan jadi potensi asal diarahkan pada jalur yang tepat.

“Sementara tantangannya masih pada besarnya apatisme generasi muda, khususnya perempuan. Minat untuk melakukan aktivitas ilmiah dan berorganisasi sebagai ciri khas masyarakat kampus masih rendah. Tetapi selama masih ada mahasiswa yang peduli, seperti yang mengadakan acara KTD ini, kaderisasi akan hidup dan dunia aktivis tetap eksis,” tambahnya.

Ada yang special dalam acara KTD GMNI UIN Maliki kemarin, dimana bersamaan dengan peringatan Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day (IWD), yang diperingati secara global pada setiap tanggal 8 Maret.

Peringatan Hari Perempuan Sedunia ditetapkan secara internasional menjadi hari untuk merayakan pencapaian perempuan di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik secara global. Selain itu, perayaan hari ini juga menjadi penyuaraan untuk mempercepat kesetaraan gender bagi perempuan.

“Semoga dimomen peringatan International Women’s Day ini, apa yang menjadi harapan dan perjuangan Sarinah dapat tercapai,” tutupnya. **

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *