PB PABSI Ikut Angkat Bicara Soal Polemik Bonus Tim Thomas Indonesia

Imdonewsdaily.com – Persatuan Angkat Berat Seluruh Indonesia (PB PABSI) juga angkat bicara soal polemik bonus Tim Thomas Indonesia. Atlet tidak boleh memprioritaskan bonus.

Hal itu dikatakan Kepala Bidang Pengembangan Prestasi PB PABSI Hadi Wihardja terkait masalah bonus bagi tim Indonesia yang menjuarai Piala Thomas.

Setelah menyelesaikan 19 tahun gelar dengan cepat, tim asuhan Thomas merasa pantas mendapatkan respek lebih dari pemerintah dalam bentuk bonus. Apalagi pihak lain seperti Bank BNI sebagai sponsor dan juga bos beras dari Sragen, Billy Haryanto, sudah melakukannya.

Bahkan salah satu pemainnya, Jonatan Christie, terang-terangan mencemooh pemerintah, dalam hal ini Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, soal bonus. Jonatan melakukannya tak lama setelah bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo di sela-sela Festival Bulu Tangkis Indonesia.

“Sebaiknya seorang atlet tidak perlu menuntut bonus, padahal dia mampu berprestasi di tingkat internasional. Kalau melihat 19 tahun, itu cukup wajar, tapi itu harus diperhitungkan oleh pemerintah. lebih baik fokus saja untuk membuat prestasi, pasti yang lain akan mengikuti.” baik itu penghargaan berupa bonus uang tunai, rumah atau yang lainnya, jangan dibolak-balik, mana bonus saya,” kata Wihardja dalam rilisnya kepada detikSport.

Menurut mantan atlet angkat besi Olimpiade 1984 itu, tugas atlet adalah meraih prestasi demi mengharumkan nama bangsa di mata dunia. Sedangkan bonus soal akan otomatis mengikuti jika ada pencapaian, jadi tidak perlu mengemis.

“Prinsipnya atlet fokus latihan dengan target menang. Kalau prestasinya tinggi, fasilitas berupa bonus dan lain-lain pasti ikut, jangan dibalik,” sambungnya.

Kementerian Pemuda dan Olahraga baru-baru ini menjanjikan bonus kepada Tim Thomas Indonesia yang rencananya akan diberikan pada Selasa (7/12) besok, meski jumlahnya tidak disebutkan.

Wihardja menilai seorang atlet patut berbangga karena bisa membela negara dan meminta agar tidak menggunakan uang sebagai motivasi utama. Karena para atlet sudah punya cara sendiri untuk mendapatkan uang dari mengikuti turnamen yang bukan mengatasnamakan negara.

Kritik ini tidak hanya ditujukan kepada atlet bulu tangkis, tetapi juga seluruh cabang olahraga di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *