Pertunjukan Wayang Topeng Malang “Klana Rangga Puspita” Spektakuler di Bulan Maret

Confrensi Pers pagelaran Topeng Malang pada bulan Maret 2024 mendatang ,acara Perscon di gedung MCC kota Malang

indonewsdaily.com, Malang- Confrensi Pers  pagelaran wayang topeng Malang dengan judul “Klana Rangga Puspita” yang akan digebyar pada tanggal 8 Maret 2024 bertempat dipagelaran seni Mangundharma jalan Raya Angundharmo no 8 Dusun Kemulan Tulus Besar Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.dan start pada pukul 19:00 wib tanpa di pungut biaya atau Gratis

Persconfren ini di laksanakan di Amphitheatre 1(bioskop1) gedung MCC (Malang Creative Centre) lantai 5 di mulai pukul 14:00-15:30 wib yang di hadiri oleh narasumber atau tim produksi dari pagelaran yakni Ki Soleh Adi Pramono sebagai (Sutradara dan Dalang), Try Wahyuningtyas (Koreografi), Eko Ujang (Pemeran Utama), dan Siti (Project Manager).

Ki Sholeh budayawan yang juga sebagai sutradara serta dalang ini mengatakan bahwa pemaparannya bahwa pihaknya sangat bersyukur kesenian topeng Malang bisa bertahan hingga saat ini.

“Alhamdulilah kita bisa mengadakan pagelaran seni Topeng Malang ini  Klana Rangga Puspita yang mengambil judul “Rabine Klana” sebuah kisah perjuangan cinta sejati yang di dalamnya ada kolaburasi antara seni Budaya Bali, jawa, dan Topeng Malangan dan juga di hiasi dengan bahasa bali, bahasa jawa, bahasa indonesia, bahasa malangan,” ungkapnya (2/3/2024).

Sedangkan Siti (Project Manager) menerangkan ada hal yang beda dalam pagelaran ini terkait penyajian dan konsepnya.

“Istimewanya Klana Rangga Puspita nantinya penonton ada dalam satu area dengan pemain sehingga ada interaksi langsung tanpa ada skat di balut dengan sound sistem serta lighting yang menarik,  penataan artistik nanti penonton akan kami libatkan dalam pertunjukan sehingga emosionalnya akan tersampaikan ” ungkapnya.

Sedangkan pemeran utama karakter Klana versi Malangan ini yakni Eko Ujang mengatakan ada tantangan memerankan aktor dalam pagelaran kali ini.

“Lebih sulit karena saya harus berlatih keras untuk bisa memerankan peran saya dengan menari bali, kan kurang biasa mas, karena sutradara mengkolaburasikan dengan budaya Bali,” terangnya.

Dalam kesempatan ini hadir pula Dwi Cahyono budayawan asal kota Malang ia menyampaikan harapan mengenai kesenian tradisional dan kelangsungan para budayawan

“Kita suport terus budayawan dalam berkarya dan jangan sampai punah apalagi sekelas Ki Sholeh ini, kan  sayang kalau hanya mengadakan karya seni semacam ini hanya sekali saja trus hilang, kalau bisa secara kontinue dan dibawa ke seluruh indonesia bahkan manca negara,” tambahnya.(windu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *