Indonewsdaily.com, Malang – Dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) yang jatuh setiap tanggal 16 Oktober setiap tahunnya, Keuskupan Malang menyelenggarakan Seminar Hari Pangan Sedunia 2024 dengan mengangkat tema “Membangun Jejaring dalam Program Ketahanan Pangan”, dengan narasumber utama yaitu Ketua BAKN dan anggota Komisi XI DPR RI Ir. Andreas Eddy Susetyo.
Kegiatan ini diselenggarakan di Paroki St. Albertus De Trapani, Blimbing, Kota Malang yang juga di hadiri oleh ratusan orang dari berbagai keuskupan. Kegiatan seminar ini juga merupakan rangkaian peringatan Hari Pangan Sedunia oleh Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) dan pertemuan animasi penggerak komisi rumpun bidang sosial dan kemasyarakatan dari 7 keuskupan se-Regio Jawa (Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Bandung, Keuskupan Bogor, Keuskupan Purwokerto, Keuskupan Surabaya, Keuskupan Malang) yang berlangsung pada 25-27 Oktober 2024 di Keuskupan Malang sebagai tuan rumah.
Dalam pemaparan seminar, Andreas Susetyo menekankan pentingnya menganimasi peran konkret umat Katolik untuk mengembangkan kemitraan dan membangun jejaring kolaboratif guna mendukung ketahanan pangan nasional melalui inisiatif masyarakat lokal.
“Kita perlu membangun kemitraan dan jejaring kolaboratif dengan mengidentifikasi stakeholders, membentuk forum kolaborasi, mengembangkan komunikasi efektif, sehingga mampu mengoptimalkan sumberdaya dan melibatkan masyarakat lokal, yang semuanya berujung pada tujuan pemberdayaan,” jelasnya.
Menurut Andreas, dalam mendukung program ketahanan pangan, Gereja Katolik harus punya posisi konkret dalam upaya membangun ekosistem.
“Gereja perlu untuk menganimasi jejaring guna membangun ekosistem pemberdayaan umat melalui orkestrasi seluruh pemangku kepentingan, utamanya mendukung program ketahanan pangan dan mengatasi stunting,” tegasnya.
Apalagi kondisi saat ini, dalam pandangan Andreas, Indonesia sedang menghadapi beban ekonomi masyarakat yang tak ringan dan masalah ketersediaan pangan yang tak mudah. Dalam konteks pemerintahan baru saat ini, bagaimana kita mengolah tantangan program makan bergizi dan susu gratis yang menjadi prioritas kebijakan pemerintah yang akan efektif berjalan pada Januari 2025.
“Oleh karena itu, Gereja Katolik sebagai bagian dari bangsa Indonesia perlu terus mengembangkan animasi peran konkretnya melakukan pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat, utamanya dalam membangun ketahanan pangan dan mengatasi stunting. “Bagaimana Gereja sungguh tanggap dan terlibat dalam membangun ketahanan pangan melalui upaya konkret dan kerja nyata untuk pemberdayaan umat”, tutupnya.








