Gelar Reses, Udji Minta Warga Antisipasi Penyebaran DBD Saat Musim Hujan

 

 

 

 

Foto: Udji Pramono saat mengelar reses.

Indonewsdaily.com, Mojokerto – Menjelang musim hujan, anggota Komisi I DPRD Kota Mojokerto Udji Pramono meminta pemerintah dan warga bahu-membahu mengantisipasi penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD).

Hal itu ia sampaikan saat menggelar reses di Lingkungan Kedungsari, Kelurahan Gunug Gedangan, Magersari, Kota Mojokerto pada, Sabtu (21/10/2023).

Hal itu bermula dari kekhawatiran warga setempat atas merebaknya penyakit Chikungunya dan DBD saat memasuki musim hujan. Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, banyak masyarakat Kedungsari yang menjadi korban keganasan dua penyakit yang berasal dari nyamuk itu.

“Setiap masuk musim hujan selalu ada masyarakat sini yang terkena Chikungunya dan DBD, setiap tahun ada korban. Barangkali ada solusi dari pemerintah atau DPRD,” ucap warga setempat Sunyoto, Sabtu (21/10/2023).

Menurut Sunyoto, salah satu faktor penyebab penyakit ini tinggi karena saluran drainase yang tidak lancar. Hal itu memunculkan genangan-genangan yang dimanfaatkan nyamuk berkembang biak, terlebih saat musim hujan.

“Jadi kalau musim hujan ini nyamuknya luar biasa, seperti sarang lebah. Inikan sangat memprihatinkan kalau setiap tahun kita harus menanggung got yang tidak lancar atau drainase yang tidak sesuai dengan ukurannya,” jelasnya.

“Saya berharap ini bisa menjadi perhatian baik dari pemerintah maupun legislatif,” tukasnya.

Merespon hal itu, Anggota Komisi 1 DPRD Kota Mojokerto Udji Pramono mengatakan, pemerintah sudah melakukan pengerukan sejumlah drainase agar aliran air bisa lancar. Namun, masyarakat perlu melakukan pengawasan karena dalam pengerukan drainase sering kurang maksimal.

“Karena pengerukan (drainase) menggunakan tenaga manual sehingga tidak maksimal. Untuk itu perlu pengawasan dari masyarakat,” ucapnya.

Pengerukan drainase yang kurang maksimal ini sudah pernah masuk dalam pembahasan DPRD. Saat itu, legislatif mengusulkan agar dalam pengerukan itu menggunakan alat berat. Namun dalam prakteknya, hal itu tidak dimungkinkan alat berat itu tidak bisa masuk ke lokasi pengerukan.

“Kita mengusulkan untuk menurunkan alat berat, tapi kendalanya tidak bisa masuk (ke drainase). Bisanya dari samping tapi hal itu malah akan merusak sendimen drainase,” jelasnya.

Oleh karenanya, Udji meminta agar masyarakat ikut bahu-membahu dengan pemerintah saat melakukan pengerukan drainase.

“Salah satu solusi ya panjenengan semua ikut cawe-cawe (red:membantu) supaya pengerukan maksimal dan aliran sungai bisa lancar,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *