Yisi Resmikan Program Konservasi Perikanan Air Tawar

Indonewsdaily.com, Pasuruan – Sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat, pada awal minggu ini (29/11) Japan Tobacco International (JTI) Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Investasi Sosial Indonesia (YISI), melakukan peresmian atas program konservasi perikanan air tawar yang bertajuk PAK WALI (Pusat Konservasi Iwak Kali) di Dusun Sukun, Desa Bakalan, Pasuruan.

Konservasi ini merupakan sebuah program yang ditujukan kepada pelestarian lingkungan desa, sekaligus pemanfaatan sumber daya ikan yang pada akhirnya diharapakan dapat mendukung aspek ekonomi dan sosial dari masyarakat setempat.

Kegiatan konservasi ikan ini sendiri awalnya merupakan inisiatif warga lokal yang tergabung dalam komunitas Pemuda Pemudi Dusun Sukun (PPDS) Desa Bakalan yang memiliki visi untuk menjadikan lingkungan desa lebih maju. Wilayah Dusun Sukun memang menyimpan banyak potensi dan dianugerahi alam yang asri, salah satunya karena kampung ini yang dilewati oleh daerah irigasi yang mengalir sepanjang hari.

Oleh karenanya, para pemuda-pemudi setempat kemudian mendorong agar sungai Sukun dapat dimanfaatkan sebagai tempat budidaya ikan, mulai jenis nila, tombro, dan koi di beberapa titik keramba yang ada di kali. Dalam jangka panjang, harapan mereka adalah untuk mengembangkan potensi budidaya ini ke arah pariwisata.

Hal ini disambut baik oleh JTI Indonesia yang dalam beberapa waktu terakhir memfokuskan kegiatan pemberdayaan masyarakatnya pada pengembangan kapasitas yang berkelanjutan di Desa Bakalan. Selain dari program konservasi perikanan, JTI Indonesia bersama dengan YISI dan organisasi lainnya telah mendukung pembangunan akses internet desa, mendorong pengelolaan sampah organik, pengolahan lahan menjadi area tanaman pangan.

Seluruh kegiatan ini merupakan bagian dari program JTI Peduli Negeri, sebuah bentuk komitmen perusahaan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat Indonesia yang berkesinambungan.

Perwakilan dari JTI Indonesia, Putri Sasongko, menyampaikan bahwa JTI mendukung inisiatif positif masyarakat setempat yang ingin membangun komunitasnya menjadi lebih berdaya. Upaya para pemuda pemudi Dusun Sukun yang memulai budidaya ikan keramba dengan memanfaatkan potensi sungai yang melintas di desanya diharapkan akan menginspirasi masyarakat lainnya untuk mengambil bagian dan memulai inisiatif-inisiatif lain dengan memanfaatkan potensi alam sekitar.

“Kedepan, kami berharap budidaya perikanan di kampung Sukun ini dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga menjadi contoh bagi masyarakat yang ada di dusun lainnya, serta dapat mencapai tujuannya menjadi sebuah area edukasi dan wisata. Dengan demikian upaya yang dilakukan masyarakat ini dapat memberi manfaat ekonomi dan sosial kepada mereka sendiri dan masyarakat di desa,” ujarnya.

Imam salah satu tokoh pemuda dari PPDS menyambut baik kedatangan dari tim JTI Indonesia ke Dusun tempat tinggalnya tersebut.

“Kami senang sehingga bisa melihat langsung kegiatan kami untuk mengembangkan usaha perikanan melalui budidaya ikan tawar jenis Nila, Tombro dan Koi. Saya mengucapkan terimakasih kepada JTI atas dukungannya kepada pemuda-pemudi Dusun Sukun dalam mengembangkan budidaya perikanan di dusun kami,” terangnya.

Hadir juga dalam acara peresmian ini, Ketua Bumdesa Bangkit Bersama Bakalan, Sugiharto. Ia mengatakan bahwa dirinya sangat mendukung adanya kegiatan yang melibatkan para pemuda-pemudi di wilayahnya itu.

“Saya mendukung gerakan pemuda-pemudi Dusun Sukun untuk melakukan wirausaha di bidang perikanan. Desa ini memiliki banyak potensi yang sebenarnya bisa digarap lebih lanjut, dan peran generasi muda amatlah penting untuk menjadi pendorong dan pelaku perubahan. Saya berharap program PAK WALI ini akan bermanfaat bagi masyarakat,” tandasnya.

Sebagai mitra dari JTI Indonesia dalam program pemberdayaan masyarakat, Syukur Sugeng Apriwiyanto, Ketua YISI menyampaikan bahwa gerakan para pemuda pemudi Dusun Sukun merupakan bagian dari visi yang mereka bangun yaitu “Kalimu Kaliku Kali Masa Depan”.

“Pengembangan ikan di Sukun nantinya akan terintegrasi dengan pengelolaan sampah organik dimana maggot bsf, dan produk turunan maggot akan digunakan sebagai pakan ikan. Selain Maggot BSF dikembangkan juga pakan ikan berupa azolla, dan wolfia sebagai salah satu menuju pakan mandiri,” ungkapnya. (***).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *