Indonewsdaily.com, Nabire – Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Turen, Kiai Syafaat Muhammad atau lebih akrab disapa Gus Aat, sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Manabiul Huda Desa Tumpuk Renteng Kecamatan Turen Kabupaten Malang sukses membangun ekonomi mandiri keumatan (kerakyatan) melalui program KOIN (Kotak Infaq) yang telah berjalan hampir 5 tahun.
Sukses memimpin MWC NU Kecamatan Turen Kabupaten Malang, Kiai low profil ini banyak mendapat simpatisan dan menarik perhatian tokoh – tokoh (para kiai) di organisasi besutan KH.Hasyim Asy’ari.
Para Kiai NU melabuhkan pilihan dan mendorong Gus Aat untuk maju menjadi Ketua Umum Pengurus Cabang Nahdlotul Ulama (PC NU) Kabupaten Malang.
Gus Aat merupakan putera dari seorang Kiai Kharismatik asal Turen (Romo) KH. Ma’shum Muhtar dan Nyai Khodijah Yahya. Nyai Khodijah Yahya merupakan putri KH Yahya Gading Pesantren Malang Kota.
Lahir di Malang pada 27 Maret 1973, Gus Syafaat Muhamad berada dan dibesarkan dalam lingkungan pondok pesantren. Melanjutkan pendidikan di Ponpes Hidayatul Mubtadiien Lirboyo Kediri Jawa Timur selama 12 tahun, kemudian mengajar dan berkhidmat di almamaternya selama 2 tahun.
Ketua aktif MWCNU Kecamatan Turen tersebut bukan orang baru di organisasi Nahdlotul Ulama. Gus Aat sudah berkiprah di NU selama 17 tahun, dengan menempati jabatan – jabatan strategis mulai dari Sekretaris MWCNU Kecamatan Turen dan Katib Syruriyah.
Dihubungi melalui pesan WhatsApp, Gus Aat mengatakan, bahwa dirinya patuh dawuh Kiai. “Pada intinya saya sami’na waato’na pada Kiai. Meskipun dalam diri saya tidak ada niat maju ke sana, “terang Gus Aat saat dikonfirmasi, Jum’at (15/10/21)
Ia meluruskan kronologi terkait pencalonan dirinya yang kian menguat. “Karena ini dawuh para kiai, ya “bismillah” saya ikut di bursa pencalonan Ketua umum PC NU Kabupaten Malang, “imbuhnya.
Selain belasan tahun berkhidmat NU Kecamatan Turen, Kiai Syafaat Muhammad menjabat sebagai Sekretaris Jatman Kabupaten Malang, Pimpinan Majlis Dzikir dan Sholawat PP Manabiul Huda.
Kiai Syafaat Muhammad merupakan sosok tawadlu yang telah berhasil membangun pondasi ekonomi keumatan dengan programnya yang cukup fenomenal, yakni Gerakan KOIN NU.
Melalui KOIN (Kotak Infaq), kini Jam’iyyah NU Turen dengan kader militansinya mencapai 1200 lebih, telah mampu mandiri secara ekonomi organisasi.
Banyak program-program pemberdayaan ekonomi mandiri yang diteruskan ke bawah (ranting) dan berhasil diaktualisasikan oleh masing-masing NU Ranting di seluruh Kecamatan Turen. Tidak heran bila MWC NU Turen menjadi jujugan studi banding bagi PC NU, MWC NU dan Ranting NU di Jatim.( Kur)
