Bikin Sedih! Meninggal Non-Covid-19 Tetangga Takut Mendekat, Jenazah Sempat Terlantar

Indonewsdaily.com, Malang- Sosialisasi penanganan jenazah non covid-19 di masyarakat perlu ditingkatkan pemerintah. Karena, kasus kematian pasien covid tinggi, masyarakat saat ini paranoid terhadap kasus kematian masyarakat non covid-19. Butuh peran aktif pemerintah agar paranoid di masyarakat semakin menjadi.

Seperti kejadian menyedihkan yang dialami seorang warga RT 03 RW 7 Kelurahan Polehan Kecamatan Blimbing Kota Malang. Seorang warga berinisal S meninggal dunia pada Minggu (11/7) malam kemarin. Namun ironisnya, sampai Senin (12/7/2021) pagi, tidak ada tindakan pemulasaraan jenazah yang dilakukan. Hal itu, lantaran tetangga sekitar ketakutan dan mengira jenazah tersebut telah terpapar virus Covid-19.

Memang, menurut informasi dari keluarga, ada salah satu anggota keluarga jenazah yang terpapar virus Covid-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri. Namun, kerabat yang menjalani Isolasi Mandiri itu beda rumah dengan almarhum.

“Warga salah mengira jika almarhum juga terpapar covid-19 padahal tidak. Yang tengah Isoman itu kerabat bahkan rumahnya juga beda lokasi,” tutur Gareng, menantu almarhum, Senin (12/7/2021).

Salah persepsi ini lantas menjadikan warga sekitar mengira bahwa almarhum juga terpapar virus Covid-19, karena memang sebelum meninggal sempat dirawat di RS Lavalette Malang. Fakta-fakta itu menjadikan tidak adanya proses pemulasaraan jenazah yang seharusnya dilakukan oleh warga sekitar.

Mengetahui kondisi tersebut, pihak keluarga lantas menghubungi pihak pemerintah kelurahan setempat dan tim PSC 119 Kota Malang untuk meminta bantuan pengurusan proses pemulasaraan jenazah yakni memandikan dan mengkafani. Namun, permintaan itu tidak ada tindaklanjut dari pihak kelurahan dan tim PSC 119 Kota Malang. Kedua instansi itu tidak datang ke lokasi duka sampai Senin pagi pukul 10.00 WIB.

Kondisi itu membuat keluarga kebingungan atas nasib almarhum S. Keluarga lantas meminta tolong kepada seorang relawan yang bernama Andik Agus Mardiko (Agus Demit).

Mendapati hal itu, seketika Agus Demit dan tim bertindak cepat menangani proses pemulasaraan jenazah yang sempat katung-katung tersebut hingga mengawal sampai proses pemakaman jenasah.

“Kita tetap melakukan protokol kesehatan dalam proses pemulasaraan jenazah, dalam kondisi serba darurat seperti ini marilah kita sebagai warga jika ada tetangga yang meninggal dunia agar selayaknya dilakukan proses pemulasaraan secepatnya,” katanya.

Lebih lanjut Sam Demit sapaan Agus menekankan kepada masyarakat jika tetap menaati protokol kesehatan, kemungkinan Covid-19 bisa kita hindari.

“Butuh sosialisasi ke masyarakat jika ada yang meninggal bukan covid tak perlu takut. Tapi tetap lakukan sesuai protokol kesehatan seperti menyemprot disinfektan, memakai masker,” tutupnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *