Ditemui Kaesang, Solidaritas Nelayan Indonesia Suarakan Tolak Ikan Impor & Kuota Perikanan

Solidaritas Nelayan Indonesia Menjelaskan Aspirasi Nelayan & Pelaku Usaha Perikanan ke Kaesang Pangarep & Grace Natalie, Saat Berdialog di Dermaga Barat Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (Pelabuhan Muara Baru), Penjaringan Jakarta Utara, Kamis 11 Januari 2024.

Indonewsdaily.com, Jakarta Utara – Kaesang Pangarep selaku Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran & Grace Natalie selaku Koordinator Strategis Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran bersama tim, meninjau aktivitas bongkar muat ikan di Dermaga Barat Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (Pelabuhan Muara Baru), Penjaringan Jakarta Utara, Kamis (11/01/2024).

Kaesang Pangarep yang merupakan anak bungsu Presiden Jokowi, didampingi istrinya terlihat melakukan dialogis dengan para nelayan, pelaku usaha, pemilik kapal dan lainnya.

Kaesang Pangarep & Grace Natalie duduk bareng diatas kapal nelayan sambil melakukan diskusi dalam menyerap aspirasi , untuk mengetahui kendala dan keluhan dalam bidang usaha perikanan.

Para nelayan & pelaku usaha perikanan menyampaikan kendala di bidang perikanan yakni, adanya permasalahan ikan impor yang masih mendominasi di Indonesia, sehingga merugikan nelayan tanah air. Selain itu, harga ikan di pasaran pun mengalami penurunan, baik itu ikan fresh dan ikan beku.

“Permasalahan ikan impor yang mendominasi pasaran di Indonesia, lalu kondisi cool storage yang penuh, serta harga ikan yang mengalami penurunan, yakni harga fresh ikan dari harga Rp 20.000 (Dua Puluh Ribu Rupiah) menjadi Rp 2.500 (Dua Ribu Lima Ratus Rupiah), sedangkan Ikan beku yang biasa dijual Rp 15.000 (Lima Belas Ribu Rupiah) menjadi Rp 5.000 (Lima Ribu Rupiah),” sebut James Then selaku Ketua Solidaritas Nelayan Indonesia dihadapan Kaesang Pangarep.

Lanjut James Then mengatakan, bahwa terkait ekspor ditemukan ada praktek diskriminasi ekonomi perikanan dari Uni Eropa dan Amerika.

“Kita (Nelayan & Pelaku Usaha Perikanan Indonesia) dalam melakukan ekspor terjadi diskriminasi ekonomi perikanan di Uni Eropa kena charge 20,5 persen dan di Amerika kena charge 12,5 persen, sedangkan Philipina & Vietnam 0 persen , itu yg harus diperjuangkan Menteri Kelautan Perikanan,” sambung James Then.

James Then juga membantah statement Menteri Kelautan Perikanan yang menyebutkan bahwa nelayan Indonesia menangkap ikan tidak benar. James Then menyatakan bahwa justru Nelayan Indonesia menangkap ikan dengan benar.

“Kita menangkap ikan dengan benar, dan kita menangkap berbagai jenis ikan karena variasi ikan kita banyak yakni ikan pesisir, ikan laut dangkal, ikan laut menengah, hingga ikan laut dalam, sedangkan Uni Eropa hanya sedikit ikan samudera laut dalam, jadi jenisnya terbatas,” sebut James Then.

Para nelayan & Pelaku Usaha Perikanan juga menyoroti kebijakan sistem kuota perikanan, hal ini akan berdampak buruk bagi usaha perikanan di Indonesia. Solidaritas Nelayan Indonesia menilai bahwa sistem kuota perikanan akan menimbulkan dan menciptakan oknum mafia kuota.

“Sistem kuota perikanan akan memberikan efek yang dahsyat terhadap usaha perikanan di Indonesia, karena akan menciptakan oknum mafia kuota. Jadi orang yang banyak uang akan memborong kuota tersebut, lalu di jual mahal ke nelayan & pelaku usaha perikanan. Justru langkah kebijakan kuota perikanan akan mematikan nasib nelayan & pelaku usaha perikanan. Selain itu, kuota perikanan tidak ada hubungan dengan kualitas ikan, yang ada banyak memberikan banyak dampak buruk,” terang James Then.

Solidaritas Nelayan Indonesia juga menyampaikan poin penting dalam Pilpres 2024 ini, untuk mengharapkan Presiden Yang Terpilih nantinya bisa memilih dan menempatkan Menteri Kelautan Perikanan yang lebih mengerti dinamika usaha perikanan di Indonesia.

“Jadi harapan nelayan dan pelaku usaha perikanan untuk presiden yang akan datang agar memilih Menteri Kelautan Perikanan yang kompeten dan ahli dalalm bidang perikanan secara akademis dan praktis serta mengerti dan paham kondisi dinamika di lapangan dan bisa membela serta memperjuangkan kehidupan nelayan karena indonesia sebagai negara poros maritim dunia,” pungkas James Then.

Menanggapi hal ini, Kaesang Pangarep pun akan memperjuangkan aspirasi para nelayan dan pelaku usaha bidang perikanan terkait berbagai hal dan regulasi perikanan yang memihak pada bidang perikanan di Indonesia.

“Ya kita perjuangkan aspirasinya” tutur Kaesang Pangarep yang juga Ketua Partai Solidaritas Indonesia dilokasi.

Kaesang Pangarep pun disambut akrab dan hangat oleh para masyarakat nelayan di pesisir pantai Jakarta Utara dan mereka berusaha untuk berfoto bersama dengan anak bungsu Presiden Jokowi tersebut.

Seperti diketahui, sebelumnya Cawapres Nomor 2 Gibran Rakabuming Raka juga meninjau aktivitas Pelabuhan Perikanan Samudera Perikanan Nizam Zachman Jakarta (Pelabuhan Muara Baru), dan kehadiran Gibran disambut hangat dan akrab oleh Nelayan dan Pelaku Usaha Bidang Perikanan. Saat itu, Gibran juga menampung berbagai aspirasi nelayan dan pelaku usaha di bidang perikanan terkait regulasi yang lebih baik pada bidang perikanan. Solidaritas Nelayan Indonesia siap memberikan dukungan untuk Paslon No 2 Prabowo-Gibran pada pilpres 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *