Explorasi Kawasan Karst Mendukung Potensi Wisata Goa Kecik Desa Lubuk Resam Kabupaten Seluma (Part 1)

Indonewsdaily.com – Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki kawasan karst yang tersebar di hampir semua pulau besar dari Sumatera hingga pulau Papua. Namun sampai saat ini keberadaan kawasan karst di Indonesia masih terpinggirkan terutama untuk kawasan konservasi, yang menonjol hanyalah potensi dari sisi ekonomi seperti penambangan batu kapur. Perhatian terhadap potensi kawasan karst dan guanya dari sisi non ekonomi mulai meningkat beberapa tahun terakhir, namun kemauan untuk perlindungan yang menyeluruh belum juga terwujud.
Kawasan karst sendiri merupakan bentang alam yang terbentuk dalam kurun waktu ribuan tahun, tersusun atas batuan karbonat (batu kapur/batu gamping) yang mengalami proses pelarutan sedemikian rupa, hingga membentuk kenampakan morfologi dan tatanan hidrologi yang unik dan khas( Aziz.2015). Jenis batuan karbonat yang paling umum adalah CaCo3 (Kalsit) yang merupakan komponen utama penyusun batu gamping. Selain kalsit, mineral karbonat pembentuk batuan adalah CaMg(CO3)2 (Dolomit). Batuan karbonat akan mengalami proses kartstifikasi dalam jangka waktu yang lama sehingga terbentuk kawasan karst. Menurut Sunkar (2007) karst berkembang dengan baik jika terdapat dalam bentuk batuan karbonat seperti batuan gamping dan dolomit, gypsum, meskipun tingkat kartstifikasinya berbeda.

Selain menyimpan air dan memiliki sumber daya alam hayati berupa jenis flora dan fauna, karst juga mengandung sumber daya alam non hayati, salah satunya ialah batu gamping, yang mana merupakan bahan galian golongan C. Banyaknya sumber daya alam yang terkandung di dalam kawasan karst, akhirnya menjadikan kawasan tersebut sebagai lahan potensial yang memberikan banyak keuntungan. Namun, bersamaan dengan dampak positif pemanfaatannya, kawasan karst sudah tentu pula menjadi sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan.

Kawasan karst juga meliputi bukit batu kapur, batu gamping dan gua. Gua dapat di artikan sebagai lubang lubang yang terbentuk secara alami secara umum gua dapat di klasifikasikan berdasarkan tofografi, diantaranya gua vertikal dan horizontal. Dalam gua terdapat suatu lorong-lorong dimana terdapat fauna gua. Founa yang ada dalam gua merupakan founa yang mampu hidup dalam kondisi mulai dari yang tersinar matahari sampai kondisi dimana tidak ada sinar matahari (gelap).

Gua meiliki banyak fungsi, diantaranya sebagai tempat berlindung (primitif) manusia dan hewan, tempat penambangan mineral (kalsit/gamping, guano), tempat perburuan (walet, sriti, kelelawar), obyek wisata alam bebas dan minat khusus, obyek sosial budaya (legenda, mistik), gudang air tanah potensial sepanjang tahun, laboratorium ilmiah yang peka, lengkap dan langka, Indikator perubahan lingkungan paling sensitif, fasilitas penyangga mikro ekosistem yang sangat peka dan vital bagi kehidupan makro ekosistem di luar gua.

Untuk mengetahui potensi yang ada dalam gua maka harus melakukan kegiatan penelusuran gua, yang mana dikenal dengan istilah Caving. Caving diambil dari kata “CAVE” yang dapat diartikan sebagai kegiatan penelusuran gua. Caving erat hubunganya dengan Speologi, yakni ilmu yang mempelajari tentang gua. Di peovinsi bengkulu terdapat banya gua alami, salah satu nya adalah gua suruman yang telah dipetakan oleh anggota MAPETALA BENGKULU untuk memenuhi Tahap kaderisasi di MAPETALA itu sendiri.

Gua suruman ini terletak di Kabupaten Bengkulu selatan dalam kawasan Hutan Lindung Rajemandara register 32 Desa Batu Ampar kecamatan Kedurang kabupaten Bengkulu selatan. Selain di desa Batu Ampar gua juga terdapat di Desa Lubuk Resam kecamatan Seluma Utara kabupaten Seluma yang merupakan gua yang sudah di kenal tetapi belum terpetakan untuk tujuan ekplorasi gua. Maka dari itu untuk mengembangkan fotensi yang ada, perlu adanya pemetaan gua yang bertujuan untuk membangun fotensi wisata gua.
(Bersambung)
Artikel ini ditulis dan disusun oleh Tim Asosiasi Desa Wisata Indonesia (ASIDEWI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *