Hati-hati Potensi Klaster Baru pada Vaksinasi Massal, dan Antrian Vaksinasi di Kota Malang

Indonewsdaily.com, Malang- Adanya percepatan vaksinasi massal yang massif dari pemerintah patut mendapat dukungan semua pihak guna pencapaian herd Immunity. Segala sesuatu niat yang baik dan tujuan yang baik selayaknya juga dijalankan dengan cara, metode, dan sistem yang baik pula.

“Namun ironisnya dalam pelaksanaan vaksinasi massal ternyata juga memicu munculnya klaster baru penularan Covid 19. Ini terjadi di Kecamatan Cilaku, Cianjur, Jawa Barat, 18 nakes terkonfirmasi positif Ccvid-19,” tegas Wakil Ketua Satgas Covid 19 NU Malang Raya, dr Umar Usman MM.

dr Umar mengatakan, berdasar informasi, beberapa hari lalu sempat ada postingan di FB tentang vaksinasi yang dinilai melanggar prokes karena banyaknya peserta (10.000 orang) di sebuah PTN Kota Malang.

Dalam postingan yang dibuat pakar manajemen krisis tersebut, Pemosting memberikan saran dan kritik karena adanya kerumunan dikhawatirkan memicu munculnya klaster baru.

Selanjutnya, ada pula beberapa hari sebelumnya, petugas medis Puskesmas Mojolangu melakukan vaksinasi Covid-19 di Gedung Serbaguna Kelurahan Mojolangu, Jalan Sudimoro Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

“Semestinya pemerintah membuat 1 aplikasi untuk antrian vaksin, kemudian nakes satgas door to door ke rumah yang sudah antri di aplikasi tersebut. Sehingga gak ada yang namanya ditolak karena door to door gak mau divaksin. Gak ada yang namanya cluster baru karena antrian. jadi yang didatangi yang antri vaksin di aplikasi,” tegas dr Umar.

“Pelibatan anak kedokteran, perawat, bidan atau mahasiswa kesehatan yang bisa suntik kerahkan door to door. Tinggal koordinasi dari kota, kecamatan lurah baru RT RW. Masyarakat diharapkan partisipasinya dalam vaksin seperti menunjukan riwayat sakit, apabila sehat mau divaksin, dan jujur dengan kondisinya saat vaksin,” terang dr Umar.

“Kalau di Surabaya di jam dikasih jadwal dari kelurahan untuk masing-masing RT bergilir hanya 6-10 orang. Harus on time. Kalo tidak maka antri dijadwal vaksin berikutnya. Jadi vaksin sudah tidak di puskesmas tapi di masing-masing kelurahan,” pungkas Pria Berjuluk Dokter Rakyat ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *