Pasca Erupsi Gunung Semeru, Tim SAR Bersama Warga Temukan Jenasah Dalam Kondisi Tertimbun

Indonewsdaily.com, Lumajang – Pasca Erupsi Gunung Semeru yang terjadi hari Sabtu (4/12) kemarin, Beberapa desa yang terdampak awan panas Gunung Semeru yakni di Kecamatan Pronojiwo, meliputi Desa Curah Kobokan dan Desa Supiturang. Serta di Kecamatan Candipuro meliputi Desa Sumberwuluh. Tim SAR bersama warga temukan beberapa jenasah korban erupsi gunung Semeru.

Relawan dan warga berhasil menemukan satu jenazah yang diduga sebagai korban erupsi Gunung Semeru pada Sabtu malam, 4 Desember 2021.

Jenazah yang ditemukan oleh petugas evakuasi disekitaran duaun Kajar Kuning Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo.

“Ya benar, 1 Jenazah ditemukan, diduga korban erupsi Gunung Semeru, Diketahui, jenazah tersebut adalah seorang perempuan, diduga bernama Poniyem, 50 tahun, yang beralamat di Dusun Curah Kobokan RT. 05 RW. 07 Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang,” jelas Kapolres Lumajang AKBP Eka Yekti.

Lanjut satu jenazah ditemukan di Dusun Bondeli, Desa Sumberwuluh, Lumajang, tepatnya di bekas aliran lava Gunung Semeru, pada Minggu (5/12) pagi tadi.

Sementara di Kampung Renteng, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro Lumajang saat ini hampir rata dengan tanah, dan Tim SAR bersama warga temukan 3 jenasah dengan kondisi gosong, dan kulit terkelupas.

Meski demikian, jumlah pasti korban yang ditemukan di Kampung Renteng masih belum diketahui. Saat ini proses evakuasi masih terus dilakukan. Bukan hanya di Kampung Renteng, juga di wilayah lain yang terdampak erupsi Semeru.

Usai dievakuasi, jenazah tersebut langsung dilarikan ke RSUD Pasirian guna dilakukan pemeriksaan dan perawatan jenazah.

“Selanjutnya rencana akan dilakukan pemeriksaan dan perawatan terhadap jenazah, kami berharap pihak keluarganya bisa segera memastikan keberadaannya di Rumah Sakit,” ujar Eka.

Lebih lanjut, Eka menyampaikan saat ini kondisi Semeru sudah dinyatakan waspada level 2, masih terdapat beberapa warga yang melakukan evakuasi mandiri.

“Ini sangat disayangkan. Rata-rata, warga yang melakukan evakuasi mandiri itu berusaha mengamankan barang-barang maupun harta benda, ini sangat berbahaya,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *