Polisi Ungkap Kasus Mayat di Long Storage Kalimati, Ternyata ODGJ yang Kabur

Indonewsdaily.com, Mojokerto- Kasus penemuan mayat di long storage Kalimati Desa Leminggir Kecamatan Mojosari menemui titik terang. Setelah polisi berhasil mengungkap identitas jenazah, polisi juga menemukan titik terang kejadian yang menyebabkan korban tenggelam.

Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander mengatakan, jasad pria tersebut adalah Teguh Wahyudi (26) pria yang diketahui mengidap gangguan jiwa. Pihaknya mengetahui setelah diperkuat surat keterangan dari salah satu rumah sakit jiwa

“Dari hasil penyelidikan, olah tkp dan koordinasi dengan personel Polsek Tarik Kabupaten Sidoarjo, kami bisa mengambil kesimpulan, korban tenggelam adalah salah satu pasien dari salah satu rumah sakit jiwa dimana didukung surat keterangan. Satu hari sebelum ditemukan jenazah, korban sering mengamuk di belakang Indomaret wilayah Tarik, Kabupaten Sidoarjo,” kata Dony, Sabtu (28/8/2021).

Berdasarkan pengakuan warga kepada Satpol PP dan Polsek Tarik, korban memang sering mengamuk dan meresahkan masyarakat.

“Korban diamankan, agar tidak mengamuk kaki dan tangan diikat karena yang bersangkutan memiliki gangguan jiwa,” jelasnya.

Saat dihubungi oleh petugas, keluarga korban juga membenarkan jika korban yang tewas tersebut memang memiliki riwayat gangguan jiwa. Terkait tangan korban yang di ikat tali itu, kata Polsek Tarik dan Satpol PP karena korban hendak dibawa ke Dinas Sosial.

“Keluarga membenarkan. Dari keterangan saksi yang memancing di lokasi kejadian, melihat korban turun ke dalam air dengan kondisi seperti jatuh, karena malam hari saksi tidak melanjutkan pencarian dan berpikir air itu tidak dalam karena ada trap-trapnya,” bebernya.

“Dengan kondisi mengarah ke Dinas Sosial yang bersangkutan mengamuk dan diturunkan di Mojosari. Saat proses penurunan itu, tali rafia itu diputuskan dengan rokok dari Satpol PP. Baru saat disulut dan tali lepas, yang bersangkutan melarikan diri ke arah semula. Dari saksi, ini bukan kasus pembunuhan tapi murni kecelakaan jatuh ke dalam air. Dari hasil otopsi tidak ada bekas kekerasan hanya ada gumpalan pasir dan air yang masuk ke dalam paru-paru,” jelasnya.

Sedangkan darah yang keluar dari hidung korban, akibat pembuluh darah ke otak kurang oksigen sehingga pecah.

“Tidak ada unsur kelalaian, tidak ada perencanaan karena jatuhnya ini bukan dikejar, didorong namun hanya untuk mengamankan agar tidak menggangu warga. Darah keluar karena pembuluh darah ke otak kurang oksigen itu pecah lalu mengeluarkan darah,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *