Air Mata Millenial Nabire Untuk Palestina, ACT Makassar Beri Penghargaan

Indodailynews.com, Nabire – Serangan Israel ke jalur gaza menewaskan ratusan jiwa tanpa ampun, mulai orang tua, pria wanita, ibu – ibu sampai anak – anak.

Banyaknya jatuh korban memantik naluri kesadaran kemanusiaan untuk mengulurkan tangan membantu sesama korban dari perang antar negara Palestina (Hamas) dan Israel.

Atas dasar kemanusiaan sejumlah organisasi Islam, pemuda dan masyarakat yang tergabung dalam satu wadah Aliansi Pemuda Muslim Nabire (APMN) baru – baru melakukan penggalangan dana peduli Palestina.

APMN yang dimotori pemuda – pemudi millenial Nabire dibawah komando Rudi Ahmad Letsoin berhasil menghimpun donasi sebesar Rp. 470. 860.000;

“Donasi masyarakat Nabire akan kami serahkan dalam wujud pembelian sebuah ambulans melalui ACT ( Aksi Cepat Tanggap) di Palestin,” kata Letsoin, Sabtu (29/5/21).

Penyerahan secara simbolis dilakukan di gedung Islamic Centre Kabupaten Nabire dan diterima langsung perwakilan ACT Cabang Sulawesi Selatan Masykur.

“Kami memberikan apresiasi luar biasa untuk APMN atas kepedulian dan pencapaian yang luar biasa ini, kami terharu sekali atas sumbangsih masyarakat ternyata sebuah kota kecil di Papua ini tidak menutup mata terhadap permasalahan yang tengah dihadapi saudara kita di Palestina,” tutur Masykur.

Pada kesampatan itu ACT Makassar menyerahkan piagam penghargaan sebagai wujud apresiasi dan cendera mata kepedulian muslim Nabire, khususnya dan para donatur. Meskipun sejatinya donasi yang diserahkan sebagian ada dari donatur non muslim.

Juru demonstran aksi ACT Nurul, mengatakan ACT terbentuk tahun 2005 mengiringi bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh, berkelanjutan aktif di Palu dan lainnya.

“Kami berdiri pada 2005 saat terjadinya musibah gempa dan tsunami di Aceh,” kata Nurul.

Berturut – turut ACT terus aktif terlibat dalam penanggulangan bencana dengan memberikan dan menyalurkan donasi bagi para korban bencana di dalam dan luar negeri. Kini ACT memiliki 98 cabang tersebar di seluruh dunia, ACT Palestina sendiri sudah berdiri sejak tahun 2009.

“Presiden ACT bapak Hayudin menginisiasi manajemen organisasi modernis tidak sebatas memberikan dan menyakurkan bantuan berupa makanan dan minuman bagi para korban saat kejadian tetapi lebih pada penanganan pasca bencana,” tuturnya.

Diterangkan Nurul, permasalahan pasca kejadian (bencana) baik berupa bencana karena faktor alam maupun faktor manusia (perang) jauh lebih krusial mengingat korban dari berbagai kalangan dan jenjang usia.

Banyak anak yatim yang memerlukan bimbingan, ibu hamil yang ditinggal suami, lansia yang tidak lagi memiliki keluarga. Itu sekelumit potret pasca bencana.

“Kami sangat terharu tidak pernah air mata ini tidak keluar saat kami menerima donasi dari para donatur, di sini saya berusaha membendung agar air mata ini tidak menetes. Muslim Nabire walau merupakan warga minoritas sanggup menunjukan kepeduliannya bagi sesama,” tuturnya.

ACT menurutnya merupakan sebuah lembaga legal yang peduli akan musibah yang dialami umat manusia, tidak sebatas korban perang atau bencana. ACT modern akan bergerak untuk seluruh kepedulian sosial kemanusian.

“Kami mencoba untuk lebih peduli dengan sosial yang berkembang di masyarakat, ketimpangan kesejahteraan, pemerataan rasa dan kesetaraan sosial,” tambahnya.

Dari pengalamannya, masih ditemui di daerahnya kelompok masyarakat yang benar – benar terisolasi dan dalam hidup yang amat sederhana di tengah era digital.

Mereka beragama namun selampuluhan tahun tidak pernah mengatahui ada syariat qurban.

“Di Makassar didapat kelompok masyarakat Islam sudah puluhan tahun tidak pernah makan daging, mereka juga tidak tahu adanya kesunahan berkurban dalam Islam yang padahal puluhan ribu ekor hewan kurban di tiap Idul Adha membanjiri Kota Makassar, namun terbuang percuma tidak tersalurkan kepada penerima seperti keharusan,” tutup Nurul. (Kur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *