Kapemada Gelar Diskusi Gerakan Berdesa, Hadirkan Ganjar Pranowo sebagai Pembicara

Webinar yang dilaksanakan oleh Keluarga Alumni Pembangunan Masyarakat Desa STPMD “APMD” (KAPEMADA), Sabtu (29/10).

Indonewsdaily.com, Jogja – Keluarga Alumni Pembangunan Masyarakat Desa STPMD “APMD” (KAPEMADA) menggelar Webinar yang mengangkat tema “Arah Kepemimpinan Nasional dan Kontribusi Kampus Terhadap Pembangunan Nasional Berdesa” dengan mengundang beberapa narasumber yaitu Ketua STPMD “APMD” Yogyakarta, Dr. Sutoro Eko Yunanto M.Si, Ketua Umum KAPEMADA, Syarief Aryfa’id, S.IP., M.IP, dan Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, S.H., M.IP, Sabtu (29/10).

Dalam sambutannya Ketua Umum KAPEMADA, Syarief Aryfa’id, S.IP., M.IP menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan awal untuk kemudian kedepannya akan ada kegiatan lanjutkan guna merumuskan peta jalan pembangunan desa.

“Hari ini adalah kegiatan pemanasan, sebelum nanti akhir tahun kita akan mengadakan kegiatan yang lebih besar lagi, guna merumuskan peta jalan pembangunan desa, sebagai langkah dari gerakan berdesa guna mewujudkan proses transformasi desa yang merupakan benteng terakhir republik ini,” jelas Syarief yang juga merupakan Direktur Lembaga Strategi Nasional (LSN).

Sementara Ketua STPMD “APMD” Yogyakarta, Dr. Sutoro Eko Yunanto M.Si mengatakan bahwa peran kampus dalam gerakan berdesa adalah melakukan kajian untuk melakukan discuss maupun counter discuss dari wacana-wacana yang digulirkan oleh pemerintah, sehingga mampu membawa desa sebagai subyek pembangunan, dengan dana desa sebagai pelayan bagi desa.

Pada kesempatan berikutnya Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang hadir secara daring menyampaikan bahwa desa bisa berdikari jika menguatkan sinergitas antara pihak desa, masyarakat, pemerintah, dan kampus.

“Penguatan sinergitas antar banyak kelembagaan untuk mewujudkan desa berdikari bisa dilakukan melalui komunikasi lebih lanjut antara desa, masyarakat, pemerintah, dan kampus, sehingga nanti bisa dieksekusi sesuai dengan perannya masing-masing,” jelasnya.

Gubernur Jawa Tengah dua periode ini menambahkan penguatan sinergitas dapat dilakukan misalnya dengan membuat kemandirian pangan di desa, pihak kampus bisa melakukan pemetaan potensi yang kemudian bisa diseleraskan dengan kebutuhan dari desa, serta nanti pemerintah Provinsi bisa berperan untuk menyiapkan teknologinya.

“Kolaborasi seperti itu yang bisa mempercepat proses transformasi desa, bahkan tak hanya di sektor pangan. Maka dengan komunikasi lebih lanjut dengan pemerintah untuk nanti pihak kampus mendampingi desa-desa untuk menyelesaikan persoalan di desa dari berbagai macam aspek, baik itu pendidikan, pembangunan, kesehatan, dan aspek-aspek lainnya, maka ketika ini bisa dilakukan kita bisa berdikari dari desa itu,” lanjutnya.

Bagi Ganjar banyak dari aktivitas yang terdapat di desa pada akhirnya menginspirasi membuat sebuah program di Provinsi Jawa Tengah, salah satunya saat pandemi terjadi program ‘jogo tonggo’ terinspirasi dari masyarakat desa.

“Program jogo tonggo itu saya terinspirasi dari masyarakat desa, dimana waktu itu ada Ibu-ibu yang perharinya hanya mendapatkan upah 35 ribu per hari, tetapi dengan kerelaannya bersedia menyumbangkan tiga ikat sayuran untuk disumbangkan ke posko pandemi waktu itu, hal ini luar biasa. Bagaimana Ibu itu menganggap kalau hanya diserahkan ke pemerintah tidak akan sanggup, tetapi harus ada kesadaran juga dari masyarakat untuk saling membantu satu sama lain, makanya akhirnya dari situ saya membuat program jogo tonggo untuk saling membantu sesama tetangga saat pandemi terjadi,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *