Mengenal Sipon Tempat Bersejarah Peninggalan Belanda di Kepanjen Malang

Indonewsdaily.com, Malang – Kecamatan Kepanjen, ternyata memiliki banyak peninggalan pemerintahan kolonial Belanda yang jarang diketahui oleh semua orang. Salah satunya bangunan Sipon yang lokasinya tidak jauh dari jantung kota Kepanjen dan dekat dengan pemandian sungai Metro, mempunyai banyak cerita dan patut untuk disimak.

Sebagai informasi, bangunan sipon tersebut dibangun pada zaman kolonial Belanda yang membentang diatas sungai metro dengan menghubungkan Kepanjen dan Talangagung.

Bangunan saluran sipon itu merupakan saluran berbentuk seperti pipa raksasa berjumlah dua berdiameter 1800 mm.

Bangunan sipon tersebut menggunakan hukum Pascal untuk dapat mengalirkan air dari sisi lembah ke sisi yang lain dengan menggunakan pipa. Sehingga aliran yang mengalir didalam pipa dapat mengalir secara otomatis tanpa menggunakan bantuan pompa.

Arkeolog, budayawan, dan sejarawan Malang, Dwi Cahyono mengatakan, bangunan sipon tersebut merupakan sebuah saluran yang dibuat untuk irigasi agar bisa mengaliri sawah di area Kepanjen dan sekitarnya.

“Supon itu di bangun sekitar tahun 1901 an, kala itu jaman kolonial Belanda. Sipon itu sangat vital untuk wilayah Malang Selatan hingga saat ini, untuk pengairan atau irigasi,” ucap Dwi Cahyono, Selasa (5/10).

Pria yang juga sebagai dosen Ilmu Sejarah di Universitas Negeri Malang (UM) ini menjelaskan, di era pemerintahan Kolonial Belanda, di wilayah Kabupaten Malang memiliki tiga Kecamatan yang menjadi lumbung padi.

“Sudah dari dulu, Kabupaten Malang jadi lumbung padi, yang terkenal itu beras Tumpang, Karangploso dan Kepanjen, tapi saat ini beras Kepanjen sudah tidak ada, padahal dulu terkenal enak,” jelasnya.

Menurut Dwi Cahyono, bangunan Sipon tersebut saluran air yang melewati lembah terjal yang dibawahnya terdapat sebuah sungai, sehingga aliran sungai itu dapat memotong aliran sungai tanpa adanya penyatuan air di dasar lembah dan dapat mengalir kembali di sisi atas sisi lembah yang lainnya.

“Di sana (Sipon) juga ada kali talang (Sungai yang berada diatas sungai), makanya daerah itu disebut Talangagung,” terangnya.

Dwi Cahyono menjelaskan, bangunan Sipon tersebut memiliki arti bangunan yang membawa air melewati bawah saluran lain. Air pada Sipon mengalir karena terdapat tekanan untuk mengaliri area persawahan, yang airnya dari Sungai Molek dari Timur ke Barat.

“Sipon ini salah satu tempat bersejarah peninggalan Belanda yang ada di Malang. Sipon ini sangat sentral, dan terkoneksi dengan irigasi pertanian yang dapat berjalan dengan baik di daerang yang dulunya kekurangan air,” terangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *