Papua  

Pelaksanaan BIAS di Masa Pandemi Covid-19 Jadi Lebih Sulit

Indonewsdaily.com, Nabire – Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) merupakan imunisasi rutin, lanjutan dari imunisasi dasar yang bertujuan meningkatkan perlindungan terhadap penyakit campak, difteri, dan tetanus. Bagian dari strategi untuk mencapai status imunisasi T5. BIAS juga sebagai salah satu Usaha Kegiatan Sekolah (UKS). Secara operasional kegiatannya dinilai sangat efisien dan efektif oleh karena sasarannya sudah terorganisir.

Kepala Seksi Surveylans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire Trijoko menyatakan dalam paparannya, bahwa BIAS dilakukan setahun sekali.

“Program BIAS ini dilakukan 1 kali dalam setahun, serentak di seluruh Indonesia. Imunisasi campak dilakukan bulan Agustus – September, TD Agustus – November, dan di bulan Oktober – November untuk imunisasi DT,” kata Trijoko saat sosialisasi BIAS pada Kamis 2 September 2021, beserta Dinas Pendidikan dan sejumlah awak media.

Menurut Trijoko untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada cakupan maupun mutu pelayanan diharapkan petugas kesehatan dalam memanfaatkan kemitraan lintas sektoral.

Lanjutnya, adapun Program BIAS ini pertama kali dilakukan pada 1997 kerja sama 4 kementerian, Kementerian Kesehatan, Agama, Dalam Negeri, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

BIAS yang saat ini dilaksanakan kelas 1 sekolah dasar (SD) adalah imunisasi campak dan DT, sedangkan imunisasi Td untuk kelas 2 dan 5.

“Pelaksanaannya di bulan Agustus untuk MR kelas 1 dan bulan November untuk imunisasi DT untuk kelas 1 dan imunisasi Td untuk kelas 2 dan 5,” imbuhnya.

Program BIAS rutin dilakukan setiap tahun merupakan imunisasi lanjutan, pelaksanaannya untuk tahun 2021 mengalami hambatan yang cukup sulit seiring dengan program vaksinasi Covid-19 yang sedang diberlakukan pemerintah. Pasalnya bukan tanpa alasan, gencarnya pemerintah melaksanakan vaksinasi supaya terbentuk kekebalan komunitas guna menghambat laju dan memutus mata rantai penyebara Covid-19, ternyata berdampak pada program BIAS.

“Cukup sulit di tahun ini, karena masih banyak masyarakat yang menganggap vaksin menyebabkan seseorang terpapar Covid-19 hingga bisa membawa kematian. Masyarakat percaya berita hoax,” ucapnya.

Hal itu dibenarkan Ketua Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire dr. Frans Sayori. Ia mengatakan saat melakukan sosialisasi BIAS di sekolah – sekolah guna memberikan imunisasi menjadi tambah sulit. “Masyarakat banyak yang termakan hoax menjadikan anak – anak sekolah tidak mau diimunisasi karena disamakan dengan vaksin,” katanya.

Menyikapi fenomena yang berkembang Yayasan Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Papua (YP2KP- UNICEF) didukung Dinkes Provinsi Papua dan Pemerintah Jepang menggandeng Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire guna mencari solusi efektif dalam menyosialisasikan program BIAS bisa terlaksana dengan baik.

Sedangkan Koordinator Pengawas PAUD TK SD dan SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire, Sugeng Prasojo menyatakan bahwa Dinas Pendidikan telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) kepada semua sekolah.

“Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire telah mengeluarkan Surat Edaran SE ke seluruh sekolah (SD) di Kabupaten Nabire. Yang inti isinya meminta pihak sekolah mendukung BIAS yang dilaksanakan tenaga kesehatan (nakes) di puskesmas – puskesmas, “tutur Sugeng.

Menurutnya kegiatan BIAS diawali dengan sosialisasi yang dilakukan nakes kepada para orang tua anak SD kelas 1, 2 dan 5 sebagai sasarannya.

Namun, sayang diakui Sugeng dan Sayori pelaksanaannya lumayan berat dan sulit dengan merebaknya isu – isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga sampai tercetus adanya ide melakukan diskusi para pihak, yakni Dinas Kesehatan, Pendidikan, YP2KP sebagai fasilitator dan sejumlah awak media baik cetak maupun elektronik.

Dan didapat sebuah solusi yang dinilai cukup efisien dan efektif, seperti menggenjot sosialisasi (promosi) lewat media, termasuk medsos seperti WhatsApp, FB, dan TikTok. Sosialisasi digital visual lebih prioritas mengingat kecenderungan generasi zoomer saat ini. (Kur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *