Dibalik Cerita Dugaan Pembunuhan Janda Sukun Versi Keluarga

Indonewsdaily.com, Malang- Kasus dugaan pembunuhan Ratna Darumi Soebagio (56) warga Jalan Emprit 10, Sukun Kota Malang, sedikit mulai terkuak siapa pelaku sebenarnya.

Korban Ratna yang merupakan janda satu anak hidup dirumah kontrakannya di jalan Emprit Emas bersama Sofyan (50) pasangan korban dan selama ini hidup bersama. Sedangkan Bayu sendiri adalah anak tunggal korban. Suami pertama korban dan ayah dari Bayu, sudah meninggal. Keseharian korban sebelum menjadi korban dugaan pembunuhan yakni berbisnis roti. Dia biasanya mengirim roti ke toko-toko.

Salah satu rekan Ratna, membantu menceritakan kronologi kejadian itu. Ini kronologi versi Bayu yang kali pertama mendapati jenazah ibunya tergeletak bersimbah darah di kamar mandi.

Dari himpunan data yang ada, mulanya, anak tunggal korban, Bayu (23) pulang ke rumah tersebut pada Sabtu dini hari (18/9) sekitar pukul 12.00 WIB.

“Saat datang ke rumah itu, Bayu mencari ibunya. Sedangkan, pria yang biasa dipanggil Koko (terduga pelaku) berada di teras sambil rokokan,” ujar salah satu rekan Ratna.

Kemudian, Bayu pun masuk ke dalam rumah. Betapa kagetnya dia, karena mendapati ibunya telah terkulai di kamar mandi dalam kondisi kepala terluka.

Dia pun mencari pertolongan warga, dan membawanya ke rumah sakit. Tetapi, tidak ada proses visum, karena asumsi awal, korban meninggal akibat terpeleset di kamar mandi dan bukan korban pembunuhan.

Terduga pelaku pun tetap mengikuti ke rumah sakit dan ikut menuju persemayaman Gotong Royong. “Ya ekspresinya seakan-akan seperti orang berduka,” tambahnya.

Sebelumnya pada hari Jumat ( 17/9 ) sebelum penemuan jenazah korban, tetangga sekitar mendengar pertengkaran dari rumah tersebut.

“Pertengkaran terjadi karena korban tidak mau terduga pelaku ikut ke rumah baru di Jalan Kurma. Selama ini yang laki-laki pengangguran dan tidak kerja,” ringkasnya.

Rencananya, jenazah korban akan menjalani kremasi, Senin (20/9). Kemudian, korban yang alumnus Hwa Ind Malang, mendapat kunjungan dari rekan-rekannya satu angkatan.

Dari sini, Bayu pun menceritakan kronologi dari meninggalnya sang ibu. Kemudian, para rekan korban pun mencoba melihat kondisi luka dan jenazah korban.

“Kami lihat ada luka kepala, kemudian mata lebam. Kami rekan-rekan korban menilai, tidak mungkin ini jatuh dari kamar mandi,” jelasnya.

Kecurigaan ini mengarah pada dugaan pembunuhan. Ini juga yang membuat teman-teman Ratna mendorong Bayu melapor ke polisi.

Kemudian, kecurigaan ini juga akhirnya mengarah kepada SF yang sempat satu rumah dengan korban. Sampai hari ini, informasinya, polisi masih menggali keterangan dari SF yang menjadi terlapor dalam kasus ini.

Sementara itu, Kasatreskrim Polresta Malang Kota, AKP Tinton Yudha membenarkan bahwa ada laporan tersebut.

“Kami membenarkan, bahwa ada laporan tersebut (dugaan pembunuhan). Dan memang benar, pelapor adalah anaknya,” ujar Tinton kepada wartawan.

Meski demikian, dia menegaskan bahwa polisi masih harus memastikan dulu semua alat bukti dan keterangan saksi untuk menentukan apakah ini pembunuhan atau bukan. “Masih kami dalami,” terangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *