Viral Kasus Pencabulan Anak SD di Blimbing, GMNI Malang Raya Minta: Usut Tuntas!

Indonewsdaily.com, Kota Malang – Peristiwa kekerasan dan pencabulan kekerasan yang menimpa Mawar, anak berusia 13 tahun yang masih duduk dibangku kelas 6 SD menyita perhatian berbagai kalangan di Kota Malang.

Korban merupakan anak panti asuhan yang masih duduk di kelas 6 SD. Ibundanya berprofesi sebagai asisten rumah tangga (ART), sedangkan ayahnya adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Oleh sebab itu, Ketua DPC GMNI Malang Raya, Azis Sudrajat meminta kepada pihak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus kekerasan dan pencabulan kepada korban.

“Tindakan ini, sudah berada diluar batas kewajaran. Usut tuntas, tindakan kekerasan dan pencabulan ini, supaya bisa menimbulkan efek jera dan menjadi warning bagi masyarakat untuk tidak melakukan hal semacam ini,” ujar Ketua DPC GMNI Malang Raya, Azis Sudrajat, Selasa (23/11/2021).

Apalagi, tindak kekerasan dan pencabulan ini juga didokumentasikan serta disebarkan melalui platform media sosial WhatsApp. Azis mengatakan, tindakan para pelaku ini seolah-olah menunjukkan tidak ada rasa penyesalan diantara mereka.

Hal ini, lanjut dia, tentunya sangat menciderai nilai-nilai kemanusiaan kita. Seharusnya anak-anak seusianya dapst belajar dan mengeyam bangku sekolah dengan tenang, tanpa perlu mengkhawatirkan hal-hal semacam ini.

“Dia (Mawar) adalah warga negara yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan kita semua. Sehingga wajib hukumnya negara melalui institusi penegakan hukum yaitu pengadilan dan kepolisian hadir untuk memberikan dan membawa keadilan bagi korban,” imbuhnya.

Selain itu, Azis juga menyatakan pihaknya siap untuk mengawal keberlangsungan kasus kekerasan dan pencabulan ini hingga tuntas. Dia menegaskan bahwa hukum harus ditegakan setinggi-tingginya agar kejadian serupa tidak menimpa anak-anak yang lain.

“Harus ada efek jera dan semoga kasus ini menjadi yang terakhir. Tugas kita adalah menjaga masa depan generasi penerus bangsa, untuk bisa belajar dengan tenang guna mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa rasa takut bayang-bayang kekerasan serupa juga turut dialaminya,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *